Gua
Maria Sawer Rahmat yang konon dibangun atas inisiatif penduduk
setempat, terletak di sebuah bukit yang bernama Bukit Totombok, sebelah
barat Desa Cisantana. Gua Maria Sawer Rahmat kini seakan-akan telah
menjadi tempat keramat dan seringkali menjadi tempat prosesi keagamaan.
Peresmian Gua Maria Sawer Rahmat ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 1990
oleh Kardinal Tomko
Untuk
mencapai bukit tempat gua itu, sebenarnya tidak terlalu jauh dengan
berjalan kaki dari desa di bawahnya. Umat Katolik menyebut perjalanan
menuju gua itu sebagai "prosesi jalan salib," dan karena itu waktu
tempuh memang terasa cukup lama. Mereka harus berhenti pada setiap
tempat pemujaan di sepanjang jalan itu untuk memanjatkan doa sebelum
sampai ke Gua Maria. Perjalanan sambil mengucapkan doa itu dilakukan
untuk mengingatkan umat Katolik (atau Kristen pada umumnya) tentang
perjalanan Yesus Kristus memanggul salib menuju Bukit Golgota atau Bukit
Kalvari.
Di
sekitar Gua Maria Sawer Rahmat terdapat sebuah taman indah yang
dibentuk untuk menggambarkan Taman Getsemani, yang menurut kitab suci
Kristen, di situlah Yesus Kristus ditangkap untuk diadili sebelum
disalibkan. Taman ini berada pada tempat yang datar. Di tempat ini pula
terdapat sebuah ruangan sederhana untuk misa atau pembukaan jalan salib.
Semua tempat terbuka, kecuali altar. Dijalan menuju Gua Maria itu,
tidak ada tempat untuk berteduh, tetapi rimbunnya pohon dan semak di
kiri dan kanan jalan, cukup membuat suasana teduh. Pada musim hujan,
para pengunjung dapat melihat dan menikmati indahnya bunga-bunga hutan
bermekaran, suasana alami dan menarik.
Jalan
salib di sini terdapat 16 tempat perhentian. Tiap-tiap perhentian
mengisahkan riwayat Yesus, mulai dari ketika Dia dijatuhi hukuman hingga
ia dimakamkan. Pada tiap perhentian itu pula dibangun altar yang
digunakan umat untuk berdoa dan menyalakan lilin. Pada perhentian kedua
belas, terdapat salib besar. Letaknya di Bukit Totombok yang merupakan
lambang ketika Yesus wafat di kayu salib. Salib ini juga merupakan tanda
menancap dan mengakarnya iman umat Katolik di tatar Sunda. Setelah
melalui 14 perhentian, tibalah umat di Gua Maria Sawer Rahmat. Patung
Bunda Maria berdiri tegak dan anggun pada sebuah gua yang di bawahnya
mengalir air yang jernih. Air ini berasal dari sebuah curug (air
terjun). Curug tersebut berada di kaki sebelah selatan bukit dan
penduduk mengenalnya dengan Curug Sawer (jatuhnya air seperti yang
"disawerkan"). Itu sebabnya gua itu disebut Gua Maria Sawer Rahmat.
Dalam perjalanan pulang, umat Katolik menuruni anak tangga yang terpisah
dari perjalanan mendaki. Itu dimaksudkan agar umat yang telah selesai
berdoa tidak mengganggu perjalanan ibadah peziarah yang baru datang.
Setiap
malam Jumat Kliwon, atau Jumat Agung, di Gua Maria ini berlangsung
acara Misa Suci. Pada upacara Jumat Agung itu, prosesi dimulai dengan
upacara pembukaan di Taman Getsemani. Acara itu kemudian dilanjutkan
dengan "kisah sengsara" melalui prosesi jalan salib. Lalu, penghormatan
salib di salib besar di bukit itu, tabur bunga di makam Yesus dan
upacara komuni di Gua Maria. Acara ini biasanya terbuka untuk umum.
Di
suatu lokasi di tempat parkir terdapat sebuah pemakaman sederhana,
sebagaimana pemakaman di desa-desa yang lain. Yang menarik adalah bentuk
nisan yang bermacam-macam di makam-makam tersebut. Di pemakaman itu
terdapat nisan berbentuk salib, sebagaimana ciri makam umat Kristen, dan
nisan berbentuk pipih lonjong, sebagaimana ciri nisan pada makam umat
Islam. Pemakaman ini merupakan campuran umat Katolik dan umat Islam.
Karena terletak di Bukit Totombok, penduduk setempat lebih mengenal Gua
Maria Sawer Rahmat dengan Gua Maria Totombok.
Menurut
cerita rakyat, bukit itu diberi nama Totombok karena daerah itu hampir
tidak pernah mendatangkan keberuntungan jika dijadikan areal persawahan.
Dengan kata lain, Totombok adalah bukit yang selalu menombok. Namun,
dari bukit inilah orang dapat memandang lepas kota Kuningan dan
sekitarnya.
Data alamat dan keterangan lebih lanjut:
GUA MARIA SAWER RAHMATAlamat: Cisantana, Cigugur, Kuningan.
Rute:
a. Jakarta - Cirebon - Kuningan, sebelum masuk kota Kuningan, diterminal Cirendang belok kanan menuju Cigugur (3 km) dari Cigugur naik ke Cisantana
b. Jakarta - Bandung - Tasikmalaya - Kuningan - Cirebon. Sebelum masuk kota Kuningan (sesudah Waduk Darma) atau di Cigadung belok ke kiri melewati Cigugur kemudian naik ke Cisantana.
Akomodasi:
Penginapan : ada penginapan di Cisantana untuk 50-60 orang atau hotel di Kuningan
Makan : Hubungi WKRI Cisantana attn. Ibu Gunawan (0233) 875234
Koordinat GPS : S6°56'57.9" E108°26'43.2" Akses jalan : S6°56'51" E108°26'47.5"
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar