Romo Boli Ujan SVD, seorang pakar liturgi di tanah air dan salah seorang narasumber di situs ini, pernah menulis di artikel tentang Penyesuaian dan Inkulturasi liturgi, silakan klik, demikian:
“Arah penyesuaian liturgi dari pihak para
peraya sekaligus mengingatkan kita akan tujuan dari penyesuaian liturgi
yaitu agar para peraya dapat dengan mudah dan jelas serta aktif
mengambil bagian dalam perayaan. Dengan demikian kita lebih mampu
memahami tindakan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. …. Liturgi adalah perayaan pertemuan antara Allah dengan manusia
dan antara anggota persekutuan satu sama lain yang disatukan dalam
Allah. Kehadiran Allah dalam liturgi ini merupakan hal pokok yang tidak
dapat digantikan oleh yang lain. Inilah yang membuat keseluruhan suasana
perayaan menjadi kudus dan berbeda dengan suasana profan…..
[Namun] Sering penyesuaian liturgi
dipandang sebagai kegiatan satu arah saja yaitu upaya dari pihak Allah
dan para petugas khusus untuk membuat liturgi itu menjadi relevan dan
sesuai dengan para peraya. Padahal liturgi merupakan pertemuan antara
Allah dan manusia, dalamnya terjadi dialog bukan monolog. Liturgi sebagai karya Allah ditanggapi oleh para peraya.
Maka penyesuaian dari pihak Allah dan para petugas khusus dalam liturgi
perlu ditanggapi oleh semua peraya. Dalam liturgi manusia harus
berusaha menyesuaikan diri dengan Allah serta rencana-rencana-Nya, dan
menyesuaikan diri dengan pedoman-pedoman liturgi terutama pedoman umum
mengenai hal-hal pokok dan penting yang dipandang sebagai unsur
pembentuk liturgi. Arah penyesuaian terakhir sering kurang mendapat
perhatian dalam pembicaraan mengenai pokok ini, sebab yang lebih
diutamakan dalam diskusi dan proses penyesuaian liturgi adalah segala
upaya membuat liturgi itu sesuai atau cocok untuk para peraya. Kalau
demikian penyesuaian liturgi menjadi pincang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar