Banyak pola tingkah anak usia 3-6 yang tak terduga dan kadang membuat
orangtua "tak enak hati" dan malu bila dilihat orang lain. Orangtua pun
merasa canggung karena terkesan lalai mengajarkan sopan santun atau
etiket pada anak.
Imam Ratrioso, Psi, Psikolog dan Direktur
Safaro Consulting Jakarta, menjelaskan kajian atau teori psikologi
perkembangan menyebutkan anak usia 3-6 masuk kategori awal masa
kanak-kanak sejak bayi hingga usia enam. Pada masa ini, bisa juga
disebut sebagai dimulainya "masa sulit, masa bermain, masa usia
bertanya, masa menjelajah, masa kreativitas".
Merujuk pada teori
tersebut, bila anak seperti terlihat membuat "malu" orangtua, entah itu
menunjukkan perilaku mengamuk di depan orang banyak atau berbicara
spontan yang dianggap kurang sopan, orangtua mesti melihatnya dari
kacamata perkembangan anak. Bukan dengan paradigma konvensional seperti
halnya kita sebagai orang dewasa.
Artinya, anak usia prasekolah
memang belum bisa memahami secara sempurna konsep etika dan tata krama.
Karena pada usia ini perkembangan kognitifnya masih berada pada taraf
praoperasional. Jangan heran kalau kata-kata sopan atau etika atau tata
krama bahkan sebuah kebaikan atau keburukan belum mampu dipahami dengan
baik oleh anak usia ini. Karenanya penting bagi orangtua atau orang
dewas untuk memahami tahap perkembangan anak ini.
Meski begitu,
bukan berarti orangtua bersikap permisif dan membiarkan atau membolehkan
apa pun yang dillakukan anak. Bagaimana pun etika dan tata krama harus
diajarkan secara konsisten. Anda dapat mengajarkannya melalui ucapan dan
tindakan serta contoh konkret.
Misalnya, kalau Anda ingin
membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya, maka sebagai orangtua
Anda harus membuang sampak di tempatnya dan anak melihat langsung apa
yang Anda lakukan. Pengajaran seperti ini dilakukan secara bertahap dan
perlahan, sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak.
Berikut
beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua agar si prasekolah dapat
berperilaku baik di depan umum dan tak "membuat malu" orangtuanya:
* Orangtua menjadi role model.
Anak
adalah peniru ulung. Oleh karena itu, tunjukkan bahwa orangtua pantas
menjadi teladan bagi anak. Bagaimana cara Anda bersikap baik pada orang
lain akan direkam oleh anak untuk kemudian ditunjukkannya dengan cara
yang sama kepada orang lain.
* Bermula dari hal sederhana dan keseharian.
Lupakan
cara mengajarkan tata krama, etika ataupun sopan santun lewat ceramah
sampai mulut "berbusa". Pasalnya, kemampuan dan pemahaman si kecil masih
terbatas dan masih akan terus berkembang. Lebih baik mengajarinya lewat
hal kecil dan sederhana dalam keseharian. Umpana, selalu ingat
mengucapkan "terima kasih" ketika menerima sesuatu dari orang lain,
mengucapkan "maaf" bila melakukan kekeliruan atau kesalahan, mengatakan
"tolong" untuk meminta bantuan, atau mengucapkan "permisi" ketika hendak
melewati orang lain. Begitu juga ajari anak untuk menyapa orang lain
dengan sebutan yang baik, seperti Om, Tante, dan Kakak kepada orang yang
lebih tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar