Tempat, Ruang dan Sistem Sosial
Dosen :
Koesnadi Hendrayana, M.Pd
Oleh :
Ø Matias Dedi Sutiadi
Nim : 1086210345
Ø Imam Saepul Islam
Nim : 1086210330
Ø Ujang Suhenda
Nim : 1086210318
Smester V (Lima)
PGSD (S1)
Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Subang
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Puji syukur kami dapat menyelesaikan Laporan Bab materi Tempat,
Ruang dan Sistem Sosial.
Pada
kesempatan ini izinkanlah kami sebagai penyusun
menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Koesnadi Hendrayana, M.Pd sebagai dosen mata kuliah
Tempat, Ruang dan Sistem Sosial., serta kedua orang tua yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingan dan temen-teman yang berpatisipasi dalam menyelesaikan
laporan bab ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan bab ini.
Akhir kata,
semoga laporan bab ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi
rekan-rekan mahasiswa yang lainnya pada umumnya. Semoga laporan bab ini
bermanfaat bagi kita semua.
Sukabumi
, Februari 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN................................................................. 1
BAB
II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Dasar ruang dan waktu.................................. 3
2.2 Peta,Globe Dan Atlas....................................................... 6
2.3 Persebaran
Penduduk Dalam Ruang........................ 18
2.4 Persebaran Gejala Alam................................................. 27
2.5 Persebaran
Biosfer........................................................... 40
2.6 Konsep Regional dan Pewilayahan............................ 52
2.7 Geografi Regional Indonesia ........ ............................. 58
2.8 Regional Negara Maju Dan Berkembang................ 67
2.9 Pranata Sosial...................................................................... 74
2.10
Interaksi Sosial.................................................................. 79
2.11
Perubahan Sosial............................................................. 88
2.12
Konflik dan Integrasi Sosial........................................ 98
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................... 107
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................... 109
PENDAHULUAN
Tempat
Ruang dan Sistem Sosial adalah salah
satu mata kuliah yang memberi dasar kemampuan, pengertian, dan pemahaman
tentang Ilmu Pengetahuan Sosial terutama mengenai ruang tempat dan sistem
sosial. Selain itu, membekali keterampilan sosial bagi mahasiswa Program Strata
1 (S-1) PGSD. BBM ini merupakan upaya
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru IPS SD dengan pengetahuan IPS
sebagai upaya membekali kompetensi, terutama pada aspek kompetensi
profesional. Para mahasiswa dibimbing dan dikembangkan pengetahuannya agar memiliki pengetahuan dan pemahaman secara
komprehensif dan integratif tentang materi IPS, terutama yang berkenaan dengan
konsep ruang, tempat dan sistem sosial.
Mata kuliah ini terdiri atas 12 materi bahasan diantaranya konsep ruang dan tempat,
peta, penduduk, gejala alam, bentang alam dan budaya, region, dan sistem
sosial.
Berdasarkan materi tersebut diharapkan mampu memahami karakteristik setiap ruang, mengetahui pengaruh lokasi
suatu tempat terhadap perkembangan wilayah, memahami karakteristik wilayah
Indonesia, memahami fenomena yang terjadi baik fenomena alam maupun sosial,
memahami potensi suatu wilayah sehingga berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara, dan memahami serta berperan serta dalam setiap
proses sosial, terutama yang bersifat konstruktif bagi masyarakat.
KONSEP DASAR RUANG DAN WAKTU
Konsep Ruang dan Pemanfaatannya
Terdapat empat konsep ruang berdasarkan sudut pandang keilmuan:
1. Konsep ruang menurut geografi
Dalam perspektif geografi, seluruh permukaan
adalah ruang (space)
yang menjadi tempat
hidup mahluk hidup, baik di dalam dan
dipermukaan maupun di atas permukaan bumi.
Ruang memiliki tiga dimensi, yakni : permukaan, bagian dalam, dan di atas permukaan geosfer.
2. Konsep ruang menurut ekologi
Ruang sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan penyesuaian antara penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya pada wilayah tertentu.
Sebagai suatu ekosistem, ruang dipandang sebagai hub. antara mahluk hidup dgn lingk. alam
3. Konsep ruang menurut ilmu wilayah
Ruang permukaan bumi dibatasi oleh keadaan fisik, sosial,dan batasadministratif.
Wilayah formal atau kawasan adalah wilayah yang memiliki kesamaan fungsi tertentu.
Wilayah fungsional atau wilayah organik atau wilayah nodus adalah bagian dari permukaan bumi
yang berbeda kondisi fisiknya
sehingga memungkinkan dikembangkannya berbagai aktivitas
manusia yang saling menunjang satu sama lainnya.
4. Konsep ruang menurut ilmu perencanaan wilayah
Ruang adalah suatu wilayah yang berisi sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan
manusia.
Sarana dan prasaran tersebut merupakan perpaduan antara unsur alamiah dgn non-alamiah
Konsep tempat memiliki dua pengertian, yakni:
1. Tempat relatif dan tempat yang mutlak.
Tempat yang mutlak ditentukan oleh letak astronomis, sedangkan tempat relatif dinyatakan
dengan letak secara geografis.
2. Tempat sentral dan tempat terisolir
Tempat sentral adalah tempat yang memiliki lokasi strategis (mudah dijangkau/asesibilitas),
Tempat terisolir adalah lokasi yang sulit mendapatkan akses baik ke dalam maupun ke luar.
Teori lokasi, tempat yang sentral cepat berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
Alfred Weber (1909) : lokasi industri ditentukan berdasarkan biaya transportasi terendah.
Kriteria prakondisi pemilihan lokasi industri:
Wilayah seragam/homogen (topogrfi dan penduduk)
Ketersediaan sumber daya atau bahan mentah upah buruh standar Biaya transportasi minimal.Tempat suatu konsep yang terkait pada lokasi dalam ruang dan dapat membentuk suatu pola.
Terdapat tiga pola persebaran: Pola bergerombol; Pola tersebar tidak merata; dan Pola tersebar merata.
Sistem Keruangan sebagai suatu pendekatan dalam geografi
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi dgn menekankan pada penyebaran penggunaan
ruang dan penyediaan ruang yang akan digunakan.
Analisa keruangan memerlukan data spasial yang terdiri atas data fisis dan data sosial.
Tiga difusi keruangan:
1.
Difusi ekspansi (expansion diffusion)
Proses penyebaran material atau informasi ke wilayah yang lebih luas.
2. Difusi penampungan (relocation diffusion)
Proses berpindahnya material atau informasi ke wilayah lain, di mana di tempat asal tidak
terdapat lagi material atau informasi tersebut.
3. Difusi bertingkat (hierarchi diffusion)
Proses penyebaran material atauinformasi secara bertingkat/berjenjang (dari atas ke bawah
atau dari bawah ke atas).
Unsur-unsur Difusi Keruangan (Hagerstrand: 1953):
1. Area atau lingkungan di mana proses difusi terjadi
2. Waktu terjadinya difusi (berlangsung secara berkelanjutan atau periodik)
3. Item atau objek difusi
4. Tempat asal item yang didifusikan
5. Tempat tujuan item yang didifusikan
6. jalur difusi
PETA,GLOBE DAN ATLAS
A. Peta
1. Pengertian
Peta adalah gambaran sebagian atau
seluruh permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala ditambah
simbol-simbol dan tulisan sebagai keterangan.
Peta dapat diartikan sebagai gambaran
sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakan pada
suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu (Gunawan,
2003).
Menurut Komisi Ahli Kartografi, peta
aadlah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil, baik secara detail
maupun menyeluruh, seperti kenampakan yang terlihat dari atas.
Gambaran unsur-unsur atau
kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada
kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan pada umumnya
digambarkan dalam suatu bidang datar serta diperkecil atau diskalakan (ICA).
Dalam sebuah peta terdapat berbagai
unsur wilayah di permukaan bumi, seperti gunung, sungai, kota, jalan raya,
dataran rendah, dataran tinggi, dan lain-lain yang digambarkan dengan simbol
untuk memudahkan orang menggunakannya.
Ilmu yang mempelajari cara-cara
pembuatan peta disebut Kartogafi. Orang yang ahli dalam pembuatan peta disebut
kartograf. Beberapa lembaga di Indonesia yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan
teknologi survei dan pemetaan antara lain : Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Direktorat Topografi (Dittop) TNI-AD, Pusat
Survei Pemetaan (Pussurta), Dinas Hidrologi dan Oseanografl (Dishidros) TNI-AL.
2. Unsur-unsur :
a. Judul
Judul memuat informasi isi peta, diletakkan di bagian
atas atau bagian yang kosong.
b. Simbol
Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya
di permukaan bumi. Ada beberapa macam simbol, yaitu simbol titik, simbol garis
dan simbol luasan (area).
c. Legenda
Yaitu keterangan simbol-simbol yang terdapat pada
peta.
d. Lettering
Tulisan-tulisan pada peta yang
menjelaskan kenampakan-kenampakan yang ada pada peta tersebut.
e. Skala
Skala adalah
perbandingan antara jarak dua buah titik (tempat) di peta dengan jarak
sesungguhnya di lapangan. Skala merupakan bagian yang sangat penting dalam
peta, oleh karena itu skala harus tercantum pada peta. Hanya dengan bantuan
skala orang dapat memperoleh ukuran jarak, dan luas wilayah dari peta yang
bersangkutan. Skala dapat berujud skala angka maupun skala grafis.
a) Skala Angka (numeric)
Seperti telah
diungkapkan di muka bahwa peta merupakan gambaran obyek atau kenampakan muka
bumi yang diperkecil dari kenyataan sebenarnya dengan menggunakan skala.
b) Skala garis (grafis)
Skala garis merupakan
skala yang menggunakan ruas garis sebagai pembanding jarak.
Dari contoh tersebut
artinya jarak satu ruas pada peta sebanding dengan 1 km di lapangan.
c) Skala Pernyataan (Written
Statement)
Perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenamya dinyatakan dalam
perbandingan inchi dengan mil.
f. Inset
Peta kecil dalam peta besar (peta pokok)
.
Macam-macam inset :
- Inset yang skalanya
lebih kecil daripada peta pokok. Gunanya untuk menunjukkan hubungan peta pokok
dengan daerah sekitarnya.
- Inset yang skalanya
sama besar dengan peta pokok. Gunanya untuk mengatasi kekurangan kertas (lebar/
luas kertas).
- Inset yang skalanya
lebih besar daripada peta pokok. Gunanya untuk menunjukkan bagian dari peta
pokok yang dianggap penting
g. Orientasi
Arah
Orientasi peta adalah petunjuk arah pada
peta. Orientasi umumnya digambar dengan anak panah tegak ke atas dan pada
ujungnya dibubuhi huruf U. Maksudnya sisi atau bagian atas peta adalah arah
utara.
h. Garis
Tepi (Border)
Border dijadikan batas suatu peta dan
juga digunakan untuk menempatkan angka derajat garis lintang dan garis bujur.
i. Garis
Lintang dan Garis Bujur
Letak suatu tempat
pada peta dinyatakan dengan koordinat, salah satunya dengan koordinat garis
lintang dan garis bujur. Garis lintang yang membelah Bumi menjadi utara selatan
sering disebut latitude.Garis bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur
dikenal dengan longitude.
j. Tahun
Pembuatan dan Penerbit
Tahun pembuatan peta
menunjukkan waktu pembuatan peta. Tahun pembuatan peta sangat penting untuk
dicantumkan mengingat sebagian fenomena atau objek yang ada pada peta tidak
bersifat tetap atau mengalami perubahan.
3. Syarat-syarat
proyeksi :
a. Conform
(sebangun) –> Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan
bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala
peta)
b. Ekuidistan
–> Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
c. Ekuivalen –> Luas permukaan yang
digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan
bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
4. Fungsi
Peta
Fungsi-fungsi peta diantaranya.untuk berbagai
kepentingan, antara lain sebagai berikut.
a. Menunjukkan
lokasi suatu tempat atau kenampakan alam di muka bumi.
b. Memberikan
gambaran tentang luas dan bentuk kenampakan suatu wilayah.
c. Menunjukkan
ketinggian suatu tempat.
d. Menunjukkan arah dan jarak dari
berbagai lokasi.
5. Jenis
Peta
a. Berdasarkan Isi
- Peta Umum
(peta dasar)
- Peta Khusus
(peta tematik).
b. Berdasarkan Skala
Peta berdasarkan skala dibedakan sebagai
berikut.
1) Peta kadaster, skala 1:100 – 1:5.000.
2) Peta skala besar, skala 1:5.000 –
1:250.000.
3) Peta skala sedang, skala 1:250.000 –
1:500.000.
4) Peta skala kecil, skala 1:500.000 –
1:1.000.000.
5) Peta skala geografi, skala >
1:1.000.000.
6. Bentuk
Peta
Berdasarkan bentuknya, peta dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu :
a. Peta datar
(peta planimetri) ialah peta yang dibuat pada suatu bidang datar. Inilah peta
yang biasa kamu temui sehari-hari.
b. Peta timbul
(peta stereometri) ialah peta tiga dimensi yang menggambarkan permukaan bumi
seperti keadaan sebenarnya. Misalnya, gunung atau rangkaian pegunungan berupa
tonjolan ke atas.
c. Peta digital ialah peta yang tersimpan di
perangkat komputer seperti hard disk, disket, compact disk (CD). Jika ingin
menggunakannya, kita memerlukan monitor
B. Atlas
1. Pengertian
Atlas merupakan kumpulan peta yang
dijilid sebagai sebuah buku. Nama atlas berasal dari nama dewa bangsa Yunani,
yaitu Atlas, dewa yang memegang bumi di atas pundaknya. Pada umumnya peta-peta
dalam atlas disusun secara teratur menurut pembagian wilayah dalam suatu
negara, dan wilayah pada masing-masing benua. Dengan susunan seperti itu akan
memudahkan bagi orang yang membutuhkannya. Atlas terbitan baru ada yang sudah
dilengkapi dengan gambar, tabel, dan indeks untuk nama-nama yang terdapat dalam
atlas.Oleh karena atlas merupakan kumpulan peta, maka atlas dapat berfungsi
sebagai sumber data. Data yang dapat diperoleh dari atlas antara lain: data
kependudukan, jalur transportasi, daerah wisata, hasil bumi, hasil tambang, dan
lain-lain. Fungsi atlas lainnya adalah sama dengan fungsi peta. yaitu memberikan
informasi tentang gambaran konvensional muka bumi.
2. Jenis-jenis
Atlas
Atlas seperti juga peta, dapat dibagi
menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1) Atlas
semesta, yaitu atlas yang di dalamnya juga menyajikan informasi tentang keadaan
alam jagat raya, seperti planet-planet dalam tata surya, rasi bintang, dan peta
langit.
2) Atlas dunia,
yaitu atlas yang menyajikan informasi tentang keadaan berbagai wilayah di dunia
meliputi samudra, benua, laut, dan negara-negara di seluruh dunia.
3) Atlas
regional, yaitu atlas yang menyajikan informasi kenampakan pada suatu daerah
(region) atau kawasan tertentu, seperti fisiografi, sumber daya alam, politik,
dan ekonomi.
4) Atlas
nasional, yaitu atlas yang menyajikan informasi kenampakan geografi wilayah
negara tertentu.
5) Atlas
referensi, yaitu atlas yang digunakan untuk mengetahui kenampakan geografi dan
batas negara (wilayah).
Dasar klasifikasi atlas :
3. Komponen
Atlas
a. Judul atlas,
ditulis pada bagian sampul depan atlas. Selain itu juga ditulis nama penyusun
dan nama penerbitnya.
b. Daftar isi
,memuat keseluruhan isi peta yang terdapat di dalam atlas, dan diurutkan
berdasarkan nomor halamannya.
c. Legenda,
berisi penjelasan arti dari simbol-simbol pada peta.
d. Kata
pengantar, berisi maksud dan tujuan penyusun atlas.
e. Indeks
bertujuan mempermudah penggunaan atlas.
Indeks dalam atlas dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Indeks
administrasi (Administrative Index), indeks ini berfungsi untuk menjelaskan
pembagian daerah administrasi suatu negara.
2. Indeks nomor
peta (Index to Ajoning Sheet), merupakan diagram yang mencantumkan nomor peta,
dan bertujuan rnembantu pembaca peta untuk mencari sambungan dengan daerah
lain.
3. Indeks tempat
halaman
Merupakan indeks yang memuat penjelasan
atau keterangan untuk menemukan tempat-tempat penting yang tercantum dalam
atlas. Garis Iintang dan garis bujur. Dari informasi garis lintang
C. Globe
1. Pengertian
Tiruan bola bumi
dalam bentuk kecil disebut globe. Globe pertama kali diciptakan oleh
Anaximander.
Berdasarkan
penelitian para ahli ternyata bumi tidaklah bulat sempurna, tetapi pepat pada
kedua kutubnya, akibat rotasi bumi.
Menurut Havyford,
(1909):
Jari-jari bumi di ekuator = 6378 km.
Jari-jari bumi di kutub = 6357 km
Keliling ekuator (lintang 0°) = 24.900
mil.
Keliling meredian = 24.860 mil
Kedudukan globe adalah
condong atau miring terhadap bidang datar. Kemiringan bumi tersebut meniru
keadaan aslinya yaitu miring terhadap bidang lintasannya ketika beredar
mengelilingi matahari. Kemiringan tersebut diukur dari kemiringan sumbu bumi
yang membentuk sudut sebesar 66½° terhadap bidang datar (bidang horisontal).
2. Garis
Lintang dan Garis Bujur
Sebuah globe yang
ditempatkan pada tempatnya seperti pada gambar tersebut dapat diputar-putar.
Hal itu melambangkan bahwa bumi berputar pada porosnya (rotasi). Gerakan rotasi
bumi dan Kutub Utara-Selatan merupakan grid geografi. Grid geografi ini terdiri
atas sejumlah garis utara-selatan dan timur-barat. Grid yang menghubungkan
kutub-kutub bumi disebut meridian atau bujur. Garis bujur besarnya antara 0° –
360°. Bujur 0° dimulai di Greenwich, sebuah kota di timur Kota London, Inggris.
Garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut garis bujur barat
(BB), besarnya 0°–180°. Garis yang berada di sebelah timur Greenwich disebut
garis bujur timur (BT), besarnya 0° – 180°. Garis bujur digunakan untuk
menentukan waktu dan tanggal. Garis bujur 0° ditetapkan sebagai titik awal
perhitungan waktu internasional yang dikenal sebagai waktu Greenwich Mean Time
(GMT). Pertemuan antara garis 180° BB dan 180° BT ditetapkan sebagai garis
batas tanggal internasional. Grid yang menghubungkan arah timur-barat sejajar
Equator disebut pararel atau lintang. Garis lintang yang berada di utara
Equator disebut garis lintang utara (LU). Garis lintang yang berada di sebelah
selatan Equator disebut garis lintang selatan (LS). Garis lintang besarnya
antara 0° – 90°.
3. Kedudukan
globe
Globe tidak dipasang
secara vertikal atau tegak lurus, tetapi sumbu bumi dipasang dengan kemiringan
66″ 30′ terhadap bidang
horizontal. Hal ini dimaksudkan agar posisi globe sama dengan posisi bumi
sesungguhnya.
Bujur utama adalah meredian
Greenwich terdapat dekat London di Inggris. Meredian Greenwich disebut juga
meredlan 0°. Greenwich ke arah barat diaebut Bujur Barat (BB) dan Greenwich
kearah timur disebuf BujurTimur (BT). Besarnya bujur adalah
0° -160° baik kearah barat maupun ke arah timur.
Garis lintang utama
adalah Equator atau Khatulistiwa yang merupakan pangkal. Equator ke arah ulara
disebut Lintang Utara (LU), sedangkan equator ke selatan disebut garis Lintang
Selalan (LS) Garis lintang dimulai darl 0° di equator/khaltulistiwa –
90° di kutub.
Globe tidak dipasang
secara vertikal atau tegak lurus, tetapi sumbu bumi dipasang dengan kemiringan
66″ 30′ terhadap bidang
horizontal. Hal ini dimaksudkan agar posisi globe sama dengan posisi bumi
sesungguhnya.
Bujur utama adalah
meredian Greenwich terdapat dekat London di Inggris. Meredian Greenwich disebut
juga meredian 0°. Greenwich ke arah barat diaebut Bujur Barat (BB) dan
Greenwich kearah timur disebuf BujurTimur (BT). Besarnya bujur adalah
0° -160° baik kearah barat maupun ke arah timur.
Garis lintang utama
adalah Equator atau Khatulistiwa yang merupakan pangkal. Equator ke arah ulara
disebut Lintang Utara (LU), sedangkan equator ke selatan disebut garis Lintang
Selalan (LS) Garis lintang dimulai darl 0° di equator/khaltulistiwa –
90° di kutub.
4. Kegunaan
Globe
Globe dapat digunakan untuk :
a. menentukan/merencanakan
perjalanan jauh melalui udara dan laut,
b. mengikuti
kejadian yang berkaitan dengan gempa bumi dan arus samudera dengan lebih mudah
c. melihat
hubungan lautan-lautan, kontinen-kontinen, daerah-daerah Kutub
d. memahami
konsep yang mendasar tentang perbedaan waktu, iklim, musim, pembagian zone
waktu, dan terjadinya siang dan malam.
PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG
1. Penduduk dan
sumber data kependudukan
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul
atau saling berinteraksi secara tetap
dan memiliki kepentingan yang sama.
Rakyat adalah seluruh orang dengan latar
belakang sejarah yang sama, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah
negara Indonesia dan berada di bawah kedaulatan negaranya.
Penduduk adalah
semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu dan waktu tertentu,
Sedangkan Warga Negara Indonesia adalah semua orang yang tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia, baik penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-undang
sebagai warga negara Indonesia.
Sumber daya manusia adalah semua penduduk baik secara
individu maupun kelompok dengan semua potensi yang dimilikinya. Potensi sumber
daya manusia dapat berupa kuantitas maupun kualitas penduduk.
Unsur-unsur kuantitas penduduk antara
lain jumlah, pertumbuhan, kepadatan, fertilitas, mortalitas, dan komposisi
penduduk. Adapun kualitas penduduk terdiri atas tingkat pendidikan, kesehatan,
dan pendapatan. Semua istilah tersebut merupakan fenomena penduduk dalam ruang
atau dalam geografi disebut antroposfer.
Fenomena antroposfer dalam geografi berkaitan dengan masalah
pertumbuhan penduduk seperti tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan mobilitas
atau migrasi.
Selanjutnya pertumbuhan penduduk dapat
mempengaruhi kualitas penduduk yang ada di suatu wilayah. Keadaan penduduk di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu selalu
berubah-ubah. Perubahan tersebut dinamakan dinamika penduduk, yang sangat dipengaruhi
oleh proses kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan
penduduk atau migrasi (mobilitas).
Masalah dinamika penduduk dibahas dalam
ilmu khusus Demografi, diambil dari
bahasa Yunani yaitu, demos – berarti
penduduk, dan graphein – berarti tulisan. Jadi demografi menurut kata asalnya
mengandung pengertian tulisan-tulisan tentang penduduk suatu negara.
Sumber-sumber data demografi yang pokok
untuk kalian ketahui adalah: Sensus Penduduk, Registrasi Penduduk dan
Penelitian (Survai) Penduduk. Ada juga sumber lainnya, seperti catatan-catatan
dan dokumen-dokumen dari pemerintah.
Sensus Penduduk
Sensus penduduk (cacah jiwa)adalah kegiatan pencacahan penduduk
pada suatu tempat dan waktu tertentu.
sifat-sifat sensus penduduk:
1) Bersifat
individu (individual) yang berarti bersumber dari individu baik sebagai anggota
rumah tangga maupun sebagai anggota masyarakat.
2) Bersifat
universal yang berarti pencacahan bersifat menyeluruh.
3) Pencacahan harus
diselenggarakan serentak di seluruh negara.
4) Dilaksanakan
secara periodik yaitu setiap sepuluh tahun.
Tujuan Sensus Penduduk adalah memperoleh data tentang jumlah penduduk yang dirinci
menurut jenis kelamin, wilayah administratif, dan keterangan kependudukan
seperti: kewarganegaraan, agama, pendidikan, tenaga kerja, kelahiran, kematian,
perpindahan, dan lain-lain
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan sumber data dinamis karena
mencatat kejadian-kejadian (event) kependudukan yang terjadi setiap saat (misalnya kelahiran, kematian, pernikahan, pindah dan sebagainya).
Survei Penduduk
Adalah survei yang dilaksanakan
dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus. Contoh survey penduduk
antara lain survey pasangan usia subur, survey pertanian nasional, survei
penggunaan alat-alat kontraseptif (pencegah kelahiran).
2.
Menghitung pertumbuhan penduduk
3 faktor utama yang mempengaruhi dinamika
penduduk:
Ø kelahiran (fertilitas),
Ø kematian (mortalitas), dan
Ø perpindahan penduduk (migrasi).
Angka kematian
kasar (Crude Death Rate = CDR)
menunjukkan banyaknya penduduk yang meninggal dunia dari tiap-tiap 1000
penduduk.
Selain kuantitas,
aspek demografis yang juga perlu diperhatikan adalah kualitas penduduk. Ukuran
kualitas penduduk memang diakui relatif
sulit karena manusia memiliki karakteristik dan latar belakang yang sangat
beragam. Penampilan manusia merupakan perpaduan antara unsur-unsur fisik
(pendidikan dan kesehatan) dan non fisik (keimanan, kerjasama, dan empati).
Untuk memudahkan pemantauan dan
pengukurannya PBB telah memberikan beberapa aspek yang dijadikan tolok ukur
kualitas penduduk antara lain tingkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di
negara kita kualitas penduduk itu sering diistilahkan dengan IPM (Indeks Pembangunan
Manusia).
Pertumbuhan penduduk
di berbagai wilayah di dunia yang sangat cepat tidak diimbangi dengan
persebarannya yang merata. Dengan
demikian, kita akan mendapatkan suatu wilayah yang sangat padat
penduduknya di sisi lain ada wilayah yang masih jarang atau kosong penghuninya.
3.Komposisi
penduduk
Komposisi penduduk
adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu. Komposisi
penduduk menggambarkan susunan penduduk
yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik
yang sama.
Jenis-jenis komposisi
penduduk meliputi geografis, biologis, dan sosial.
Komposisi penduduk
dilakukan untuk memberikan data
pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria tertentu yang sangat diperlukan untuk menentukan kebijakan dalam
pembangunan Informasi dari data
komposisi penduduk berdasarkan usia dan
jenis kelamin seperti tersebut di atas, kita dapat menentukan perbandingan
tingat rasio jenis kelamin (sex ratio) di berbagai wilayah. Manfaat lain dari
komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat dijadikan dasar
perhitungan angka beban tanggungan(Dependency Ratio), yaitu angka yang
menggambarkan perbandingan jumlah penduduk usia non produktif dengan usia produktif.
Komposisi penduduk
menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk
menurut karakteristxk-karakteristik yang sama (Said Rili,1983; Mantra, 2000).
Karakteristik atau atribut dalam komposisi
penduduk
misalnya :
1) komposisi
penduduk geografis, biasanya didasarkan atas pemilahan karakteristik lokasi,
seperti penduduk pedesaan dan perkotaan.
2) komposisi
penduduk biologis, misalnya berdasarkan jenis kelamin dan usia.
3) komposisi
penduduk sosial, biasanya berdasarkan identitas sosial, seperti status
perkawinan, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian.
a.
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Terdapat 3 bentuk piramida penduduk
yaitu ekspansif, konstruktif dan stasioner. Menurut Mantra (2003) penjelasan
komposisi penduduk tersebut adalah sebagai berikut,
1) Komposisi
Penduduk Muda (Ekspansif), dengan bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain :
a) jumlah penduduk
usia muda (0 – 19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit,
b) angka kelahiran jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan angka kematian,
c) pertumbuhan
penduduk relatif tinggi,
d) sebagian besar
negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malysia, Thailand, RRC, Mesir, dan
India memiliki komposisi penduduk muda,
2) Komposisi Penduduk Dewasa (Stasioner), dengan bentuk piramida penduduk
menyerupai Batu Nisan. Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain :
a) perbandingan
jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang,
b) Tingkat kelahiran tidak begitu tinggi, demikian pula angka kematian
relatif rendah,
c) Pertumbuhan
penduduk kecil,
d) Beberapa negara
maju yang berada pada fase komposisi penduduk stasioner antara lain Amerika
Serikat, Belanda, dan Inggris.
3) Komposisi
Penduduk Tua (Konstruktif), dengan bentuk piramida penduduk menyerupai Guci
Terbalik. Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain :
a) jumlah penduduk
usia muda (0 – 19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun)sangat kecil,
b) jumlah penduduk
terbanyak terkonsentrasi pada kelompok usia dewasa,
c) angka kelahiran
sangat rendah, demikian juga angka kematian,
d) pertumbuhan
penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk beberapa
sampai negatif,
e) penduduk
cenderung berkurang dari tahun ke tahun,
f) beberapa negara
yang berada pada fase ini antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Angka
ketergantungan
Manfaat komposisi
penduduk menurut umur antara lain dapat menghitung rasio beban tanggungan
(depedency ratio). Angka beban tanggungan adalah besarnya tanggungan penduduk
usia produktif terhadap yang belum dan tidak produktif. Usia produktif adalah
antara 15 – 64 tahun sedangkan yang tidak produktif adalah usia 0 – 14 tahun
dan usia 65 tahun ke atas.
Kepadatan
penduduk
Ukuran merata tidaknya penduduk pada
suatu daerah dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk di suatu daerah per satuan luas tertentu.
Angka
harapan hidup
Angka harapan hidup merupakan cerminan atau
indikator tingkat kesejahteraan sosial-ekonomi secara umum.
Kualitas
penduduk
Kualitas penduduk adalah keadaan
penduduk dilihat dari tingkat pendidikan, kesehatan dan daya belinya. Penduduk
yang berkualitas jika memiliki tingkat pendidikan yang tinggi atau cerdas,
sehat jasmani dan rohani, dan kaya.
Kualitas penduduk adalah keadaan
penduduk dilihat dari tingkat pendidikan, kesehatan dan daya belinya. Upaya
pembangunan pada dasarnya mengusahakan agar kualitas penduduknya tinggi. Ukuran kualitas
penduduk ditentukan oleh tiga faktor yaitu tingkat pendidikan,
kesehatan, dan daya beli. Penduduk yang berkualitas jika memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi atau cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan kaya.
4.Mobilitas penduduk
mobilitas penduduk dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Mobilitas
horisontal adalah perpindahan penduduk dengan gerak pembentuk melintas batas
wilayah menuju wilayah yang lain dalam periode tertentu.
2.
mobilitas
penduduk vertikal adalah perubahan status, salah satunya perubahan status
pekerjaan.
Faktor
utama yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh
pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan
yang lebih baik di daerah tujuan
Menurut Lee proses migrasi itu
dipengaruhi oleh empat faktor:
a. faktor individu
b. faktor-faktor yang terdapat di daerah
asal
c. faktor-faktor yang terdapat di daerah
tujuan, dan
d. faktor rintangan antara daerah asal
dengan daerah tujuan.
Faktor yang terdapat di daerah asal
merupakan faktor pendorong yaitu misalnya:
a. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya
permintaan atas barangbarang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh
seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
b. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal
(misalnya di pedesaan) akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin
(capital intensive).
c. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik,
agama, suku di daerah asal.
d. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di
tempat asal.
e. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan
tidak hisa rnengembangkan karir pribadi.
f.
Bencana alam baik
banjir, kebakaran, gempa bumi, musirn kemarau panjang atau adanya wabah
penyakit.
Faktor-faktor penarik antara lain:
a.
Adanya rasa
superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan
yang cocok
b.
Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih
baik
c.
Kesempatan
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
d.
Keadaan
lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklirn, perumahan,
sekolah dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya
e.
Tarikan dari
orang yang dtharapkan sebagai tempat berlindung
f Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar,
tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang dan
desa atau kota kecil.
Hukum-hukum migrasi penduduk adalah
sebagai berikut (Mantra, 2000)
a. Para migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai
daerah tujuan.
b. Faktor paling
dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh
pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan
pendapatan yang lebih baik di daerah
tujuan. Daerah tujuan harus mempunyai nilai kefaedahan wilayah lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah asal.
c. Berita-berita dan sanak saudara atau teman yang telah
herpindah ke daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi
orangorang yang ingin bermigrasi.
d. Informasi
negatif dan daerah tujuan mengurangi niat penduduk (migran potensial) untuk
bermigrasi.
e. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang,
semakin besar tingkat mobilitasnya.
f.
Semakin tinggi
pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitasnya.
g. Para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau
sanak saudara berternpat tinggal di daerah tujuan. Jadi, arah dan arus
mobilitas penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi
h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk
sulit diperkirakan. Hal ini karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang
mendadak seperti hencana alam, peperangan. atau epidemi.
i.
Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih
banyak melakukan mobilitas dan pada mereka yang berstatus kawin.
j.
Penduduk yang berpendidikan
tinggi hiasanya lebih banyak melaksanakan mobilitas daripada yang berpendidikan
rendah.
PERSEBARAN GEJALA ALAM
Secara
Sistematis gejala Alam dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
v Atmosfer
v Litosfer
v Hidrosfer
1. Atmosfer
A.
Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah
lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km
dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang
satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Atmosfer tidak mempunyai batas
mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada
batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
B.
Lapisan Atmosfer Bumi
1. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer,
yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer
rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar
16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Daerah sedang ketinggian lapisan
troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah
kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan ini
selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat
kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat
pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu
(temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap
naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun sebesar ±
0,5°C. Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas
antara troposfer dan stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif
konstan atau tetap, walaupan ada pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara
-55°C sampai -60°C. Ketebalan lapisan tropopause ± 2 km.
Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km.
2.
Stratosfer
Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km
dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu,
artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari
permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti,
yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara
sekitar 0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan
mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari
permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis,
lapisan panas dan lapisan campuran teratas.
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer
dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling
bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu − 70oF atau
sekitar − 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat
kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya
pesawat. Awan tinggi jeniscirrus kadang-kadang terjadi di lapisan
paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada
lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya
berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan
dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi
sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada
ketinggian sekitar 40 km. Lapisanstratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya.
3.
Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu
atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan
keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan
bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau
benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan
mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan
menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya
terbakar di lapisan ini. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu
(temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu
(temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan
radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C.
Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara
mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar
-100°C.
4.
Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari
mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak
pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini
disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi
partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang
radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena
terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi
ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang
dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio jarak jauh.
5.
Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer
terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan
ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan.
Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan
atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering
disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat
berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
C.
Komposisi Udara pada Atmosfer Bumi
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih
terkenal dengan nama udara dan
menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer
bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi
oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara.
Udara adalah campuran berbagai unsure dan
senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan
susunan masing-masing bagian dari sisa
udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan
sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
D. Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfer
(Atmosfir) Bumi
1.
Melindungi
bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi
bumi.
2.
Melindungi
bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup
dengan lapisan ozon.
3.
Mengandung
gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk bernafas dan untuk
keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan lain
sebagainya.
4.
Media
cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan lain-lain.
E. Sifat Atmosfer Bumi
1.
Merupakan selimut
gas tebal yang secara menyeluruh menutupi bumisampai ketinggian 560 km dari
permukaan bumi.
2.
Atmosfer bumi
tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak
ada batas pasti antara atmosfer dan
angkasa luar.
3.
Tidak berwarna,
tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak sebagai angin).
4.
Mudah bergerak,
dapat ditekan, dapat berkembang.
5.
Mempunyai berat
(56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan. 99% dari beratnya berada sampai ketinggian
30 km, dan separuhnya berada di bawah
6000 m.
6.
Memberikan
tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat pergesekan (misalnya meteor hancur
sebelum mencapai permukaan bumi).Sangat
penting untuk kehidupan dan sebagai media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi
bumi terhadap tenaga penuh dari matahari
pada waktu siang, menghalangi hilangnya panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada
siang hari 93,3°C dan pada malam
hari -148,9°C.
2.
Litosfer
A. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah
kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal darikata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti
padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya
lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau
biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer
sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang
terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan
kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan
kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Terdapat dua tipe litosfer:
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena
keberadaan lapisan
Mohorovicic.
Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu
:
a) Inti Bumi
(Barisfer atau Centrosfer)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan
padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari
barisfer +- 3.470 km. Inti bumi dari kedalaman 6370 km kea rah luar, terdiri dari
dua bagian yaitu inti dalam yang tebalnya 1320 km, dan inti luar 2160 km.
Disebut barisfer karena ini bumi mempunyai massa jenis yang besar (berat) yaitu
10,7 gram/cc, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kulit bumi (litosfer).
Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari 30000C. Adanya
bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang
luar biasa.
b) Selimut
(Mantel)
Lapisan ini
mempunyai 3 bagian berturut-turut :
Ø Mesosfer : Lapisan inidikedalaman sekitar 2900km, wujudnya padat terletak dibawah atenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.
Ø Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agakkentaltebalnya 100-400km. Diduga
lapisan ini tempat formasi magma.
Ø Lithosfer :
Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya
sekitar 50-100 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan
ini merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
c)
Kerak
Lapisan ini merupakan bagian paling atas dari
permukaan bimu dengan ketebalan rata-rata 10-50 km. Ketebalan di atas benua
antara 20-50 km, sedangkan dibawah permukaan laut berkisar 10-12 km.
B.
Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama
dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut
merupakan material batuan penyusun litosfer,
1.
Batuan Beku (Igneous
Rock)
Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan
sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga
macam :
a. Batuan
Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang
berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit,
dan gabbro.
b. Batuan
Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di
lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih
cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran
kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan
Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari
dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit,andesit, obsidin, scoria,
batuan apung (bumice).
2.
Batuan Sedimen (Sedimentary
Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk
dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari
hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin,
maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah
proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut
mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses
pembentukannya terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen
terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
3.
Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau
penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan
sedimen.
C.
Struktur Lapisan Kerak Bumi
Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan
hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang
penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih
(K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit,
Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe),
Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2),
dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri
atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu
lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya
dalam bentuk SiO2 dan
Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini
antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan
metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima
(silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam silisium
dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat
jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk
kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan
wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi
menjadi magma.
3.
Hidrosfer
A.
Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan
air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer dibumi meliputi danau,sungai,laut,samudra,salju atau gletser,
air tanah dan uap air yang terdapat dilapisan udara.
Hampir tiga per empat bumi ditutupi oleh air dengan
jumlah yang tetap dan hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena
air mengalami siklus yang disebut daur idrologi atau water cycle.
Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari
dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan ddipelajari dalam
ilmu oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi
iklim dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorology dan klimatologi.
B. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah
suatu proses peredaran atau daur ulang airsecara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan
sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan
bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin
turun uap air akan mengalami kondensasi dan
berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
1. Siklus sedang
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup olehangin menuju ke daratan. Di daratan uap air
membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan.Air hujan
tersebut akan mengalir melalui sungai,selokan dan
sebagainya hingga kembali lagi ke laut.
2. Siklus panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan
ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku
pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau saljudi pegunungan. Di permukaan bumi
es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke
lautan.
Hidrosfer dikelompokkan menjadi dua, yaitu perairan
darat dan perairan laut.
1. Perairan di daratan
Perairan di
daratan tergolong sebagai perairan tawar, yaitu semua perairan yang melintasi
daratan. Air di daratan meliputi air tanah dan air permukaan.
a.
Air tanah
Air tanah adalah
air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah
dan tertampung pada lapisan kedap air.
b. Air tanah dangkal
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air
tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan
air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah
air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan
bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
c.
Air tanah dalam
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di
antara dua lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut
disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan
kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar
ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh
melaluipengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.
d.
Air permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang terdapat di
permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa.
2.
Perairan Laut
Berdasar kedalamannya
laut dibagi menjadi 4 zone,yaitu :
1.
Zone Litoral adalah wilayah laut yang pada saat pasang
naik tertutup oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ini kering.
Wilayah ini sering di sebut wilayah pasang-surut
2.
Zona Neritik adalah wilayah laut mulai dari zona pasang
surut hingga kedalaman 200 m,zona ini sering disebut wilayah laut dangkal
3.
Zona Batial adalah Wilayah laut yang merupakan lereng
benua yang tenggelam di dasar samudra. Kedalaman zona ini berkisar diatas 200 m
-2000 m
4.
Zona absial adalah wilayah laut yang merupakan dasar
samudra. Kedalamannya
secara etimologi, Biosfer terdiri dari dua kata yaitu"bios"
yang artinya hidup dan "sphere" yang artinya lapisan. jadi secara
harfiah biosfer adalah lapisan bumi yang mendukung kehidupan suatu
organisme atau makhluk hidup. Biosfer
meliputi air, tanah, dan udara.
Gb. Komponen Biosfer
|
persebaran makhluk hidup dipermukaan
bumi tidak merata. persebaran tersebut dipengaruhi beberapa faktor.
faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran Flora dan Fauna :
1. Faktor
Abiotik
faktor abiotok terdri dari faktor klimatik (iklim),
faktor edafik (tanah), dan faktor fisiografi (ketinggian tempat dan bentuk
lahan).
a. faktor klimatik/iklim, yang
mempengaruhi kehidupan antara lain yaitu temperatur, kelembapan, angin, dan
curah hujan.
temperatur, keadaan
suhu setiap tempat di muka bumi berbeda-beda karena dipengaruhi oleh intensitas
penyinaran matahari.
kelambapan udara,
tingkat kelembapan sangat berpengaruh khususnya terhadap persebaran flora dan
fauna. karena ada tumbuhan yang hanya bisa bertahan hidup didaerah tertentu
seperti daerah lembab, kering, dan daerah yang sangat lembab.
angin, berperan dalam
persebaran tumbuhan dipermukaan bumi.
curah hujan,
mempengaruhi persebaran tumbuhan dipermukaan bumi. karena tumbuhan membutuhkan
air yang sumber utamanya berasal dari air hujan.
b.faktor
edafik/ tanah, tingkat kesuburan
tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan flora. keadaan tanah yang mempengaruhi
pertumbuhan flora yaitu tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, humus dan
unsur hara, air, dan udara.
c.faktor
fisiografi/ ketinggian tempat, sangat
mempengaruhi pertumbuhan flora di permukaan bumi. pada setiap ketinggian
tertentu tumbuh jenis tanaman tertentu karena ketinggian suatu tempat sangat
mempengaruhi perubahan suhu. sehingga jenis tumbuhan pada setiap ketinggian
tempat berbeda-beda.
2. Faktor Biotik
faktor biotik yang
sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu manusia. manusia
dapat membudidayakan beberapa jenis flora dan fauna.
Persebaran flora dan
fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
1. Penyebab Persebaran
Tekanan Populasi,
semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan
persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
Persaingan,
ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan
bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain
Perubahan Habitat,
berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam
beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk
terus menempati daerah asal.
2. Sarana Persebaran
Udara, dengan media udara fauna dapat
bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk
bermigrasi dari berat-ringannya benih.
Air, kemampuan fauna dalam berenang
terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih
tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran
air sungai atau arus laut.
Lahan, hampir semua fauna daratan
menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.
Pengangkutan Manusia, baik secara
sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.
3. Hambatan (barier) Persebaran
Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama
yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban
udara dan curah hujan.
Hambatan Edafik (tanah), tanah
sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur
penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara,
kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras
membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam
tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
Hambatan Geografis, bentang alam muka
bumi dapat menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang
pasir, sungai dan pegunungan.
Hambatan Biologis, kondisi lingkungan
yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi
faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan
kecocokan dengan kondisi alam.
Persebaran
Flora dan Fauna di permukaan bumi
Persebaran flora
di permukaan bumi
Ilmu yang mempelajari
penyebaran tumbuhan dipermukaan bumi dalah Fitogeografi. Persebaran
flora dipermukaan bumi dibagi menjadi beberapa habitat yaitu lingkungan darat,
lingkungan air tawar, dan lingkungan air laut.
1.
Lingkungan darat
Tundra, tundra berarti daratan tanpa pohon. tundra
merupakan suatu vegetasi yang hanya terdiri dari berbagai jenis lumut.
persebaran tundra terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Siberia,
Rusia, dan Kanada. hewan yang terdapat di tundra misalnya kelinci, burung
hantu, serigala, rusa, dan domba.
Taiga (Hutan Conifer), adalah hutan yang pohonnya berdaun jarum. taiga terletak
didaerah yang lintangnya 45 derajat LU- 47 derajat LU. tumbuhannya meliputi
picea, alder dan birc. ciri khas vegetasi taiga yaitu pohon fir, spuce, dan
tamarack. persebaran wilayahnya di Rusia, Siberia Utara. jenis hewan yang hidup
didaerah ini adalah serigala, beruang, rusa, bajing, burung gagak hitam, dan
berbagai burung berkicau.
Hutan Meranggas daerah iklim sedang, jenis hutan ini terdapat didaerah iklim dingin, yang
musim saljunya lebih dari tiga bulan dan didaerah sedang dengan empat musim
(panas, dingin, semi, dan gugur).
ciri khas hutan
meranggas yaitu hutannya selalu hijau pada musim panas, pada musim dingin
daunnya berguguran, pada musim gugur menjelang gugurnya daun-daun, timbul
warna-warni pada daun-daun karena proses disintegrasi kimia yang terjadi pada
daun. jenis hutan ini tersebar diwilayah Amerika Serikat bagian timur, Inggris,
Australia, dan ujung selatan benua Amerika. jenis vegetasinya yaitu beec,
maple, dan oak.
Padang Rumput, padang rumput yang luas disebut stepa. padang rumput
terdapat diselatan daerah hutan meranggas yang curah hujannya tidak begitu
besar dengan suhu yang lebih tinggi. persebaran padang rumput di bumi terdapat
di Hongaria, Rusia Selatan, Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Asia.
Sabana, adalah padang rumput yang luas dan diselingi pohon-pohon tinggi.jenis
dauna yang terdapat didaerah sabana misalnya jerapah, kijang, zebra, singa, dan
macan tutul. sabana biasanya terdapat pada daerah iklim tropis dan subtropis.
Hutan Trofik Basah,terdapat disepanjang khatulistiwa yaitu didaerah yang
memiliki ciri-ciri yaitu intensitas sinar matahari tinggi, suhu selalu tinggi, amplitudo harian maupun tahunan relatif tinggi, dan
curah hujan tinggi.
hutan tropik basah
merupakan suatu tipe vegetasi yang hijau sepanjang tahun, yang terdiri dari
pohon-pohon tinggi. dihutan tersebut banyak tumbuh berbagai efifit maupun
liana, keadaan pohonya rapat-rapat sehingga sinar matahari tidak dapat tembus
kedasar hutan. persebaran hutan tropik basah terdapat di Asia, Afrika,
Amerika dan Indonesia. jenis hewan yang hidup seperti di Asia terdapat orang
utan dan siamang, di Afrika terdapat gorila dan simpanse, sedangkan di
Amerika Selatan adalah jaguar.
Hutan Musim,
hutan musim terdapat didaerah yang memiliki iklim musim dan terdiri dari
pohon yang tahan kekeringan. ciri khas hutan musim yaitu sebagian
besar pohonnya terdiri dari trofofita, yaitu pohon yang daunnya berguguran pada
musim kemarau, daunnya menjadi hijau kembali pada musim hujan, pohonnya
tinggi-tinggi dan jarak antara pohon yang satu dengan yang lain berjauhan,
sinar matahari dapat tembus kedasar hutan. di Indonesia, hutan musim
terdapat di Jawa tengah ke Timur sampai di Nusa Tenggara Timur. jenis hewan
yang hidup yaitu babi hutan, rusa, harimau, dan kijang.
Hutan Mangrove (Hutan
Bakau), persebarannya banyak di daerah tropik dan subtropik atau sepanjang pantai
yang landai. ciri khusus yang terdapat pada hutan bakau adalah kekurangan
oksigen baik dalam air maupun dalam tanah, kadar garamnya tinggi, pohonnya
berdaun tebal dan kaku, terkena pasang naik dan surut air laut, pohonnya
terdiri dari pohon bakau (rhizophora), pohon kayu api (avicennia),
bogem (bruguiera).persebaran hutan mangrove di Indonesia terdapat disepanjag
pantai Timur Sumatera, pantai Barat dan Selatan Kalimantan dan sepanjang
pantai-pantai yang rendah di Papua. Hutan bakau yang terluas di Indonesia
terdapat di Papua.
Hutan Berkayu Keras, terdapat di daerah iklim
tropis yang kering pada musim panas atau menurut iklim koppen terdapat
diwilayah yang beriklim Cs dan terletak pada lintang 30 - 40 derajat LU/LS.
ciri-cirinya yaitu pohonnya pendek-pendek, kayunya keras dan berdaun keras,
tumbuhan penutupnya terdiri dari semak, jenis tumbuhannya yaitu zaitun.
2. Lingkungan air tawar
Lingkungan
air tawar meliputi sungai, danau, dan kolam. lingkungan air tawar yang
banyak kehidupannya banyak terdapat pada zone fotik, yaitu
bagian perairan yang sinar mataharinya masih dapat tembus kedasar. ciri-ciri
dari lingkungan air tawar yaitu kadar garamnya rendah, adanya aliran air, serta
dipengaruhi iklim dan cuaca. jenis vegetasi yang hidup di lingkungan air tawar
misalnya teratai, enceng gondok, diatomae, ganggang biru, dan ganggang hijau.
secara fisik , lingkungan air tawar terdiri dari tiga daerah,yaitu::
1.
Litoral, merupakan daerah air yang dangkal, sehingga sinar
matahari dapat tembus sampai kedasar. organisme yang hidup di daerah ini
seperti tumbuhan berakar, cacing, udang dan plankton.
2. Limnetik,
merupakan daerah air yang terbuka dan cahaya matahari masih dapat menembus
kedasar. organisme yang hidup didaerah ini antara lain nekton, dan plankton.
3. Profundal,
merupakan daerah dasar air yang dalam dan cahaya matahari tidak dapat tembus
sampai kedasar.
3. Lingkungan air laut
Luas Lingkungan air laut dipermukaan bumi kira-kira 70%. secara fisik lingkunga laut terdiri dari tiga zona yaitu:
Luas Lingkungan air laut dipermukaan bumi kira-kira 70%. secara fisik lingkunga laut terdiri dari tiga zona yaitu:
1. zona fotik,
bagian laut yang masih tembus cahaya matahari, kedalamannya antara 10 - 200
meter. daerah fotik yang terdalam terdapat didaerah tropik, sedangkan yang
terdangkal terdapat didaerah kutub utara dan selatan.
2. daerah yang masih tembus cahaya
matahari secara remang-remang, kedalamannya antara 200 - 2000 meter.
3. zona afotik, bagian
dari laut yang tidak tembus sinar matahari.
Persebaran
Fauna di Permukaan Bumi
secara umum persebaran
fauna dunia dikelompokan menjadi beberapa kawasan sebagai berikut:
1. Region Paleartik, wilayahnya meliputi Eropa, Rusia, Pantai Pasifik Barat, Jepang,
dan Afrika Utara. jenis faunanya yaitu kelinci, tikus, kelelawar, anjing, rusa
kutub, dan beruang
2. Region Nearitik,
wilayahnya meliputi Amerika Utara, Meksiko Tengah, dan Greenland. jenis
faunanya yaitu kura-kura, ular berbisa, dan kalkun.
3.
Region Neotropik, wilayahnya meliputi Amerika Selatan, Amerika
Tengah, Meksiko,dan Kepulauan Hindia Barat. jenis fauna nya seperti ikan
piranha, belut listrik, tapir lama (jenis unta).
4.
Region
Oriental, wilayahnya meliputi
Indonesia, Malaysia, Indo Cina, dan India. jenis faunanya seperti beruang,
tapir, rusa, tikus pemakan serangga, dan banteng.
5.
Region Australia, wilayahnya meliputi Australia, tasmania, dan Papua.
jenis faunanya seperti Kangguru, Koala, cendrawasih, kasuari, kakaktua, dan
merpati.
6.
Region Ethiopian, wilayahnya meliputi Afrika, Gurun Sahara, dan
Madagaskar. jenis faunanya seperti zebra, singa, gajah Afrika, dan kuda Nil.
Persebaran
Flora dan Fauna di Indonesia
Persebaran Flora di Indonesia
ciri khas flora di Indonesia antara lain:
ciri khas flora di Indonesia antara lain:
Ø Umumnya vegetasinya selalu hijau.
Ø Jumlah dan tumbuhan banyak.
Ø Jenis tumbuhan endemik banyak
Secara khusus flora di
Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu :
Ø Bagian barat termasuk region flora Asia,
Ø Bagian Timur termasuk region Australia,
Ø Bagian tengah termasuk flora peralihan.
penyebaran flora di Indonesia
secara horizontal adalah sebagai berikut:
Ø Indonesia bagian barat, cirinya tipe hutannya heterogen, pohonnya
berjenis-jenis, sehingga masih lebat dengan curah hujan tinggi, dan sering
disebut hutan hujan tropis.
Ø Indonesia bagian tengah, cirinya tipe hutannya homogen/ sejenis hutan musim.
pada saat musim kemarau pepohonannya banyak yang gugur dan curah hujan sedang.
contohnya hutan jati Jawa Tengah.
Ø Indonesia bagian Timur, ciri iklimnya makin kering, curah hujan sedikit/
rendah, sehingga banyak dijumpai sabana dan stepa, tipe hutannya homogen.
Persebaran
Fauna di Indonesia
Fauna di Indonesia
mencerminkan posisinya diantara Benua Asia (Oriental) dan Benua Australia
(Australian). secara geologis kepulauan Indonesia terbagi atas tiga wilayah,
yaitu bagian Barat yang menyatu dengan benua asia disebut landas
kontinen sunda (paparan sunda), bagian tengah disebutwilayah peralihan,
sedangkan bagian timur Indonesia menyatu dengan benua Australia
disebut landas kontinen sahul atau paparan sahul.
Diantara landas
kontinen sunda dengan wilayah peralihan terdapat batas flora dan
fauna asia yang disebut garis Wallace. sedangkan
antara wilayah peralihan dengan landas kontinen sahul terdapat
batas flora dan fauna Australia yang disebut garis Weber.
Ø Garis Wallace, adalah garis khayal yang membatasi jenis faua dan flora Asiatis
dengan jenis fauna dan flora peralihan.
Ø Garis Weber,
adalah garis khayal yang membatasi fauna dan flora peralihan dengan jenis fauna
dan flora Australis.
faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran hewan:
Ø perbedaan jenis tumbuhan, erat hubungannya dengan
jenis binatang.seperti hewan yang hidup di hutan rimba berbeda dengan yang
hidup di padang rumput.
Ø perbedaan jenis permukaan bumi, contohnya
binatang-binatang yang hidup di air lebih lincah dan luas daya
geraknya daripada yang hidup didaratan.
Ø pengaruh alam, contohnya binatang menyusui
didarat ditentukan oleh pengaruh alam, yaitu karena adanya rintangan dan
hubungan dengan daratan.
Persebaran fauna di Indonesia di bagi
menjadi tiga wilayah:
1) Wilayah Fauna Indonesia Barat
wilayah fauna Indonesia barat meliputi pulau Sumatera,
pulau Bali, pulau Jawa, pulau Kalimantan serta pulau-pulau kecil disekitarnya.
region fauna Indonesia barat sering disebut wilayah fauna tanah sunda.
wilayah fauna indonesia tengah dengan wilayah paparan sunda dibatasi oleh
garis wallace.
Jenis fauna wilayah Indonesia Barat:
a. mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa.
banteng, kerbau, monyet, prang utan, macan, tikus, anjing, beruang, kijang,
ajag, kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
b. reptil, terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek,
biawak, bunglon, dan trenggiling.
c. burung, terdiri atas burung hantu, elang, jalak, merak,
kutilang, dan berbagai macam unggas.
d. berbagai macam serangga (insekta)
e. berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu
sejenis lumba-lumba dari sungai mahakam.
2) Wilayah Fauna Indonesia Tengah (wilayah Wallace)
wilayah fauna Indonesia
tengah sering disebutwilayah fauna Wallacea (peralihan). region ini
terdiri dari Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya, kepulauan Nusa
Tenggara, Pulau Timor dan kepulauan Maluku. jenis faunanya antara lain:
a. mamalia, terdiri atas anoa, babirusa,
ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet, seba, kuda, sapi,
dan banteng.
b. reptil, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular,
dan boa-boa.
c. amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak
air.
d. berbagai
macam burung, natara lain burung dewata, maleo, mandar, raja
udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak tua, nuri, merpati, dan angsa.
3) Wilayah Fauna Indonesia Timur
Wilayah fauna Indonesia timur atau wilayah paparan
sahul meliputi wilayah papua (Irian Jaya) dan pulau-pulau yang ada di
sekitarnya. wilayah Indonesia bagian timur dengan wilayah fauna kepulauan
Wallace dibatasi oleh garisWeber. fauna Indonesia timur
meliputi i jenis hewan berikut:
a.
mamalia, terdiri
atas kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landak irian), oposum layang (pemanjat
berkantung), kuskus, kanguru pohon, dan kelelawar.
b.
reptilia, terdiri
atas buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura.
c.
amphibia, terdiri
atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
d.
burung, terdiri
atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, dan mandar..
Dampak
Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
Pengaruh kerusakan flora dan fauna
terhadap kehidupan antara lain sebagai berikut:
Ø akibat penebangan hutan secara liar dan tidak
diimbangi upaya reboisasi akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
hewan dan berkurangnya kesuburan tanah yang akhirnya akan membawa
pengaruh yang lebih luas seperti banjir dan erosi.
Ø selain erosi dan banjir, penebangan hutan secara liar
akan mempengaruhi kualitas iklim dan persediaan air tanah.
Ø pembudidayaan pertanian
didaerah pegunungan , tanpa menggunakan sistem sengkedan/ terasering, merupakan
salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan
karena dapat menyebabkan dapat terjadinya erosi, longsor dan produktivitas
pertanian menurun.adanya kepunahan beberapa spesies flora dan fauna di
habitatnya, salah satu penyebabnya adalah penebangan hutan secara liar.
Upaya untuk pelestarian flora dan fauna harus dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
Ø ditetapkan Undang-undang no. 5 tahun 1967 tentang
perlindungan alam
Ø pembangunan harus dilarahkan pada pembangunan
yang berwawasan lingkungan
Ø meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai ilmiah dan
ekonomi masyarakat agar mereka turut serta melestarikan lingkungan.
Ø menetapkan lokasi-lokasi baru untuk perlindungan flora
dan fauna.
Konsep Region dan Pewilayahan
Sifat Wilayah
Wilayah merupakan buah pikiran dari suatu daerah geografis yang disusun
dalam suatu inti sari, sehingga pernyataan tentang wilayah sebagai suatu
keutuhan yang mempunyai arti dapat dibuat. Dengan
demikian, wilayah (region) dapat merupakan suatu unit geografi yang membentuk
suatu kesatuan. Pengertian unit geografi adalah "ruang", sehingga
bukan hanya merupakan aspek fisik tanah saja, akan tetapi lebih dari itu
meliputi aspek-aspek lain seperti biologi, ekonomi, sosial, budaya dan lain
sebagainya.
Ide pokok dari sebuah
wilayah merupakan hubungan yang mendasar dari tingkah laku diantara berbagai
bagian-bagian yang membentuknya. Karena hubungan ini dapat menggambarkan secara
sekaligus dua perbedaan sifat struktur interen semata-mata, maka kita
membedakan paling tidak tiga macam wilayah yang berbeda menurut tipe
wilayahnya, yaitu "wilayah homogen" dan "wilayah nodal"
("nodal region") serta wilayah administratif atau wilayah
perencanaan. Selain itu, dapat pula pembagian wilayah dibatasi menurut hirarkhi
atau peringkat (rank) dari satuan-satuan wilayah yang ada, atau dapat pula
dibagi menurut katagori-katagori.
Tipe-Tipe Wilayah
Wilayah Homogen atau
Formal (Homogeneous Region).
Konsep wilayah
homogen (homogeneous region) didasarkan pada pendapat bahwa wilayah-wilayah
geografik dapat dikaitkan bersama-sama menjadi satu wilayah tunggal apabila
wilayah-wilayah tersebut mempunyai ciri-ciri yang seragam. Ciri-ciri ini dapat
bersifat ekonomi (misalnya, struktur produksinya serupa, atau pola konsumsinya
homogen), bersifat geografik (misalnya, topografi atau iklimnya serupa), bahkan
dapat juag bersifat sosial atau politik (misalnya, suatu kepribadian regional
atau suatu kesetiaan yang bersifat tradisionil kepada partai).
Pada penelaahan
wilayah berdasarkan batasan wilayah homogen tersebut. wilayah homogen dibatasi
berdasarkan keserupaannya secara intern (internal uniformity),
misalnya, batas lingkaran wilayah dingin untuk menanam gandum di Amerika bagian
tengah merupakan wilayah pertanian yang homogen karena semua tempat di wilayah
tersebut menanam tanaman utama yang sejenis dengan cara yang serupa pula.
Setiap perubahan yang terjadi di wilayah tersebut (internal change) seperti
subsidi harga pertanian atau program bantuan yang sama sekali baru, adanya
rangkaian tahun yang bermusim kering, atau perubahan permintaan gandum dunia,
kesemuannya ini akan mempengaruhi seluruh bagian wilayah dengan cara yang sama;
apa yang berlaku untuk satu bagian wilayah akan berlaku pula untuk bagian
wilayah lainnya, dan berbagai bagian akan lebih menyerupai bagian wilayah
didalam wilayah (region) tersebut daripada di wilayah-wilayah di luarnya.
Dilihat dengan ukuran mikro, lingkungan wilayah yang homogen atau wilayah
di sekitar wilayah perkotaan (seperti wilayah perkampungan orang Jahudi atau
suku tertentu, wilayah pemasaran pedagang besar dan wilayah lainnya) juga
dipandang sebagai suatu wilayah yang homogen untuk tujuan-tujuan yang tertentu.
Kepentingan para
pakar di lingkup ekonomi misalnya, kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk
menentukan wilayah homogen misalnya adalah keserupaan dalam tingkat pendapatan
perkapita. Daerah yang didefinisikan berdasarkan kriteria ini pada hakekatnya
adalah tanpa-ruang (spaceless), karena definisi seperti itu mempunyai arti
bahwa sesuatu wilayah bertumbuh dan merosot sebagai suatu keseluruhan dan
bukannya berarti bahwa pendapatan total mengalami perubahan sebagai akibat dari
pengaruh yang terpisah-pisah terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang berlokasi
pada berbagai pusat yang berlainan di dalam wilayah yang bersangkutan.
Seirama dengan uraian
di atas, perekonomian nasionalpun dapat diperlakukan sebagai seperangkat
pusat-pusat yang terpisah- pisah ini dalam tata¬ruang yang dapat dinamakan
wilayah-wilayah. Dalam analisis seperti ini, pengaruh-pengaruh perbedaan jarak
dan tata-ruang di lingkungan wilayah diabaikan, dan wilayah hanya dipandang
sebagai komponen-komponen dari suatu perekonomian banyak-sektor.
Cara-pendekatan
analisis wilayah atau regional semacam ini dapat dinamakan sebagai ekonomi
makro inter-regional (interregional macroeconomics). Disebut demikian karena
cara ini lebih merupakan penerapan model pendapatan nasional dan model
pertumbuhan nasional kepada tingkat regional, walaupun harus dicatat bahwa
masing-masing wilayah juga diperlakukan sebagai suatu perekonomian terbuka dan
dengan demikian model-model tersebutpun menentukan perdagangan dan arus faktor
inter-regional dan juga pendapatan regional. Persoalan-persoalan pokok seperti
perubahan pendapatan regional, fluktuasi-¬fluktuasi, kebijaksanaan stabilisasi
serta determinan-determinan pertumbuhan regional dapat dianalisis berdasarkan
kerangka seperti itu.
Dengan demikian, ilmu
ekonomi-makro regional secara implisit mengasumsikan homogenitas. Mengapa? la
bertujuan memprediksi perubahan-¬perubahan jangka-pendek dan jangka-panjang
dalam kegiatan ekonomi regional berdasarkan saling-pengaruh dari peubah-peubah
parametrik tertentu (misalnya, hasrat konsumsi marginal dan hasrat impor
marginal, rasio modal-output marginal). Penggunaan variabel-variabel ini sebagai
sarana prediksi tidak akan berhasil kecuali jika peubah-peubah tersebut
mempunyai nilai-nilai konstan yang serupa di wilayah yang bersangkutan secara
keseluruhan atau jika mereka mengalami perubahan dengan cara yang ajeg, yang
dapat diperkirakan sebelumnya. Syarat-syarat ini tidak akan terpenuhi jika
nilai-nilai regional keseluruhan tersebut adalah merupakan rata-rata dari
perubahan-perubahan yang sangat besar di dalam berbagai bagian dari wilayah
yang bersangkutan. Jadi, jika kita meluaskan teori ekonomi-makro sampai kepada
analisis regional maka kitapun mengabstraksikan perbedaan-perbedaan di dalam
tiap-tiap wilayah, dan masing¬-masing wilayah kita perlakukan sebagai homogen
dan, pada akhirnya, tidak ada sama sekali analisis yang bersifat ruang.
konsepsi
homogenitas adalah
keseragaman dari faktor-faktor pembentuk yang ada dalam wilayah itu, baik
secara sendiri-sendiri (individual) maupun gabungan dari beberapa unsur.
Mengingat konsepsi tersebut tidak semudah yang tertulis dalam teori, serta
mengingat kesukaran-kesukaran tentang deliniasi (pembatasan)-nya, maka kemudian
timbul konsepsi wilayah inti (core region).
Daerah inti adalah
suatu bagian dari suatu wilayah yang mempunyai derajat deferensiasi paling
besar dengan wilayah yang lain, sedang batas-batas wilayah dalam konsep
homogenitas semata-mata merupakan bagian yang mempunyai derajat deferensiasi
paling kecil atau nol dengan semata-mata merupakan wilayah tersendiri dengan
ciri tersendiri pula
Konsep
heterogenitas adalah suatu pola interdependensi dan pola interaksi antara
subsistim utama ekosistem dengan subsistem utama sosial sistem, dan penekanan
utamanya menyangkut segi-segi kegiatan manusia. Biasanya sistem yang ada dalam
batas-batas wilayah tersebut terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Wilayah Nodal atau
Fungsional atau Wilayah Berkutub (Polarized Region).
Prinsip alternatif
regionalisasi lainnya adalah "wilayah nodal". Wilayah Nodal pada
dasarnya dilandasi oleh adanya faktor ketidak-merataan atau faktor
heterogenitas, akan tetapi satu sama lain saling berhubungan erat secara
fungsional. Dengan demikian struktur dari wilayah Nodal tersebut dapat
digambarkan sebagai satu sel yang hidup atau sebuah atom, dimana terdapat satu
inti (pusat, central, metropolis) dan wilayah periferi (pinggiran, hinterland)
yang merupakan bagian sekelilingnya yang bersifat komplementer (saling
melengkapi) terhadap intinya. Dalam hal ini, wilayah Nodal terdiri dari
bagian-bagian dengan fungsi yang berbeda-beda, walaupun secara fungsional
mereka berkaitan satu sama lain. Pada struktur yang demikian integrasi
fungsional akan lebih merupakan dasar hubungan-hubungan atau dasar dari
kepentingan masyarakat di dalam wilayah semacam itu, daripada merupakan
homogenitas semata-mata.
Wilayah Administrasi
atau Perencanaan (Planning Region).
Wilayah administrasi atau wilayah
perencanaan adalah wilayah yang menjadi ajang penerapan keputusan-keputusan
ekonomi. Region ini umumnya dibatasi oleh kenyataan bahwa unit wilayahnya
berada di dalam kesatuan kebijakan atau administrasi. Sebagai contoh adalah
wilayah yang tergolong dalam kategori Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa dan
sebagainya. Dapat juga pembagian dilakukan menurut kriteria region yang karena
sifat alaminya harus direncanakan secara bersama atau serentak, seperti wilayah
DAS (daerah aliran sungai).
Hirarki-Hirarki Atau Rank Wilayah
Selain berdasarkan tipenya, pembagian sesuatu wilayah dapat dilihat
berdasarkan pada order atau rank atau hirarkhinya, dengan mempergunakan
kaidah-kaidah penyusunannya berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Untuk ini, kita dapat bertitik tolak dari berbagai
cara pandang kriterianya, misalnya ditinjau dari segi size (ukuran), form
(bentuk), function (fungsi), atau mungkin kriteria¬kriteria lainnya. Dapat pula
landasan atau titik tolak tinjauannya berdasarkan pada gabungan dari berbagai
kriteria atau faktor tersebut di atas. Pada dasarnya, menurut pembagian jenis
ini, semua pengertian wilayah akan selalu ditekankan pada sifat khususnya
(unique characteristic). Berdasarkan sifat-sifat khusus tersebut, sesuatu
wilayah akan dapat dilihat dalam kriteria yang lebih rinci atau lebih detil
lagi, sehingga akan sampai pada suatu sudut pandang wilayah yang tarafnya
merupakan unit yang terkecil, dalam arti tidak lagi dapat diurai lebih kecil.
Wilayah Berdasarkan
Kategori-Kategori
Pada umumnya,
penggolongan yang sangat sering diperlakukan dalam regionalisasi
wilayah dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok wilayah, yaitu
Ø wilayah berdimensi tunggal (single topic region).
Ø wilayah berdimensi gabungan (combined topic region).
Ø wilayah multi dimensi (multiple topic region).
Ø wilayah berdimensi total (total region).
Ø wilayah
compage.
Wilayah Berdimensi
Tunggal atau single topic region merupakan suatu wilayah yang eksistensinya
hanya didasarkan pada satu macam peubah atau persoalan saja. Jika dibandingkan
dengan pembentukan wilayah berdasarkan pembagian menurut tipenya, maka jenis
wilayah seperti ini dapat merupakan wilayah formal ataupun wilayah fungsional.
Wilayah Berdimensi
Gabungan atau combined topic region pada dasarnya hampir sama dengan jenis
wilayah Berdimensi Tunggal, akan tetapi mempunyai perbedaan hakiki diantara
keduanya. Wilayah yang dibentuk sebagai realisasi gabungan beberapa peubah atau
dimensi ini, tentu saja berbeda dengan wilayah yang hanya mendasarkan pada satu
dimensi atau peubah saja.
Wilayah Multi Dimensi
atau multiple topic region, adalah suatu wilayah yang eksistensinya mendasarkan
pada beberapa dimensi yang berbeda satu sama lain. Perbedaan mendasar antara
wilayah multi dimensi dengan wilayah berdimensi gabungan adalah terletak pada
tujuan analisisnya.
Wilayah Compage,
adalah merupakan wilayah yang bukan terdiri dari banyak atau sedikitnya
variabel atau topik yang menjadi pertimbangan utama, melainkan menonjolnya
kegiatan manusia. Dengan demikian penonjolan kegiatan manusia di sesuatu tempat
menjadi dasar untuk deliniasinya. Orietasi tidak lagi menitikberatkan pada
physical setting-nya, melainkan bobot dari kegiatan manusia ditinjau dari
kepentingan lokal maupun nasional. Hal terakhir ini tentu saja tidak terlepas
dari usaha melestarikan dan mengembangkan sumber daya lingkungan.
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA
Geografi Regional
adalah suatu bagian atau keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek
keseluruhan suatu wilayah. Dapat pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai
suatu studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah
teretentu, baik local, negara, maupun continental.
Berdasarkan
pengertian Geografi Regional di atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia
merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk kepulauan nusantara pertama kali
diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia sebagai bagian dari
wilayah di permukaan bumi dianggap sebagai suatu region berdasarkan kenyataan
bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu,
misalnya keamaan iklim, keamaan letak, kesamaan bahasa dan ideology, kesamaan
budaya, dan yang paling penting secara hukum antar bagian wilayah Indonesia
merupakan satu kesatuan hukum Negara yang berasal dari wilayah bekas jajahan
Hindia Belanda ditambah dua daerah istimewa, Derah Istimewa Yogyakarta (DIY)
dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Bila dianalisis
lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia
bukanlah satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria
pengklasifikasian region itu dibuat secara makro, misalnya criteria 12 region
berdasarkan iklim matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (0 - 23,50
LU/LS), subtropik (23,50LU/LS - 66,50 LU/LS), dan iklim polar (66,50 LU/LS -
900 LU/LS), maka seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai
suatu region iklim tropic.
Bentuk-bentuk wilayah
negara dilihat dari fisiografisnya terdiri dari bentuk kompak(contigous
shape) dan tidak kompak (non-contigous shape). Bentuk
kompak terdiri dari bentuk membulat dan memanjang (sejajar pantai dan tegak
lurus pantai). Bentuk tidak kompak, terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan),
terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape),
dan lingkar laut (sircum marine).
Region Indonesia
merupakan kepulauan (archipelagic state), yang berarti region ini
berbentuk tidak kompak (noncontigues shape), tetapi
terpisah-pisah oleh perairan. Meski demikian perairan tersebut dalam konsep
negara kesatuan tidak menjadi batas pemisah antar wilayah/pulau karena adanya
kesamaan/keseragaman tertentu.
Sebagai sebuah region
yang luas (lebih dari 5 juta km2, dengan luas daratan ± 2.206.833 km2),
Indonesia harus mempunyai batas-batas wilayah yang jelas dan dapat membedakan
dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan untuk keperluan pengelolaan, pengawasan
dan perlindungan negara.
Pembagian
Wilayah Indonesia
Indonesia merupakan
region dalam skala besar yang dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya
lebih umum, sehingga apabila kita hendak membagi region Indonesia menjadi
beberapa region yang lebih detail sangat dimungkinkan, misalnya region
Indonesia dapat dibagimenjadi region/rezim iklim, region budaya, region
persebaran binatang, region berdasarkan struktur geologisnya, dan lain-lain.
Menurut letak
geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia,
dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Secara
geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai Negara
Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari
Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000
buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2
Berdasarkan letak astronomisnya
Indonesia berada diantara 6 drjt LU-11 drjt LS dan antara 95 drjt
BT- 141 drjt BT.
1. Region
Administrasi
Secara
administratif wilayah Indonesia dibagi menjadi 33 region (tahun 1976 ada 27
region, tahun 1999 dengan melepasnya Propinsi Timtim menjadi 26 region
adminitratif, dan sejak tahun 1999 dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22
tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region propinsi telah menjadi 33
region).
Penambahan
jumlah propinsi sebanyak 7 buah, yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri), Propinsi
Banten, Propinsi Gorontalo, Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Maluku Utara,
Propinsi Irian dipecah menjadi 3 (Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga
Pulau Papua bertambah 2 propinsi. Secara administrative luas wilayah Indonesia
adalah 5.000.000 m2, terdiri dari 2.206.833 km2 berupa daratan dan 3.000.000 km
2 berupa lautan.
2.
Region Geologis
Untuk dapat memahami
karakteristik geologisnya Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal
kepulauan nusantara ini. Rutten yang didukung oleh Van Bemellen menyatakan
bahwa awal pembentukan kepulauan nusantara dapat ditelusuri dari bukti-bukti,
yakni dimuali dengan tenggelamnya Zone Anambas, yang merupakan Kontinen Asal,
diperkirakan terjadi pada pada 300 juta tahun yang lalu (pada kurun geologi Devon).
Tenggelamnya zone Anambas ini mengakibatkan wilayah di sekitarnya mencari
keseimbangannya sendiri.
Dalam rangka mencari keseimbangan itulah berturut-turut bagianbagian dari
muka bumi ini ada yang timbul kembali dan ada yang tenggelam secara
perlahan-lahan dalam kurun waktu geologi tertentu (Sandy, 1996).Untuk sampai
pada bentuknya yang sekarang, konon Landas K ontinen Sunda (Indonesia
bagian barat) telah mengalami delapan kali/tahap pembentukan daratan
(orogenesa).
Di bagian Indonesia
timur kejadiannya hampir sama dengan bagian barat, Kontinen Asal di bagian
timur oleh Van Bemmelen disebut Central Banda Basin atau yang kita kenal dengan
nama Laut Banda—mengalami pembentukan sebanyak tujuh tahap.
Berdasarkan
perkembangan geologi tersebut, dapat dinyatakan bahwa wilayah Indonesia
merupakan titik temu dari tiga gerakan lempeng bumi, yakni : gerakan dari
sistem Sunda di barat; gerakan dari sistem pinggiran di Asia
Timur; gerakan dari sistem Sirkum Australia. Ketiga gerakan tersebut
menyebabkan Indonesia menjadi jalur vulkanisme (pada jalur luar/outer) dan
gempa yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia Indonesia.
Akibat banyaknya
vulkan, maka tanah Indonesia menjadi tanah yang subur sehingga dapat memberi
penghidupan/bahan pangan bagi penduduk, disamping kadangkala membawa
malapetaka. Karena Indonesia merupakan jalur vulakanisme (terangkai melalui
sebuah busur yang terbentang dari Pulau We sampai ke Indonesia bagian timur
(Maluku) dan juga Sulawesi, sampai ke Kepulauan Sangihe dan talaud, maka di
Indonesia terdapat banyak vulkan (gunung api), kurang lebih berjumlah 129
vulkan.
Regionalisasi wilayah
Indonesia berdasarkan kondisi geologisnya secara detail dapat dilihat kembali
pada catatan kuliah Geologi Indonesia
3.
Region Fauna dan flora
Region fauna menurut
para ahli berkaitan dengan kondisi geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara
dunia binatang dan dunia tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara.
Ada tiga
(3) daerah
fauna di Indonesia yang pembagiannya dibatasi oleh garis Wallace, Weber, dan
Lydeker.
Orang pertama yang
melakukan regionalisasi flora dan fauna di Indonesia adalah Alfred Russel
Wallace seorang ahli ilmu alam yang selama 8 tahun (1854-1862) melakukan
penjelajahan di kepulauan nusantara. Ia membatasi region berdasarkan tempat persebarannya,
yakni untuk wilayah Landas Kontinen Sunda (wilayah Indonesia bagian barat) yang
dibedakan dari region fauna-flora di sebelah timurya. Sesuai dengan nama
pemberi batasnya, garis tersebut dinamakan Garis Wallace.
Batas region flora-fauna di sebelah timur dibuat oleh Weber, yakni untuk
membedakan flora-fauna yang berada di landas kontinen Sahul dengan flora-fauna
di bagian timurnya. Garis tersebut dinamakan garis Weber.
Namun demikian,
ternyata di landas kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi, terutama di
Maluku-Halmahera, sehingga diberi batas dengan garis Lydeker. Garis Lydeker
membedakan flora fauna landas Kontinen Sahul dengan region Australis. Fauna di
Indonesia bagian barat dikenal dengan kelompok fauna asiatis. Fauna di Indonesia
bagian tengah merupakan fauna peralihan antara fauna Asiatis dengan fauna
Australis. Fauna di Indonesia bagian timur ditempati oleh fauna Australis.
4. Region
budaya
Region budaya di
Indonesia biasanya dibagi berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya
Region Budaya Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-lain.
Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region budaya dapat dibuat
berdasarkan unsure budaya tersebut, misal: unsur bahasa, kesenian, mata
pencaharian, adat-istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.
5. Region
Aktivitas Penduduk
Aktivitas utama
penduduk suatu wilayah kemungkinan berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah
lainnya. Oleh karena itu aktivitas penduduk yang biasanya diidentikkan dengan mata
pencaharian dapat dijadikan dasar untuk melakukan regionalisasi, misalnya ada
region pertanian, region perdagangan, region nelayan, dan lain-lain.
6. Region
iklim
Iklim adalah unsur
geografis yang sangat penting dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Sangat
pentingnya kedudukan iklim ini didasarkan atas kenyataan bahwa manusia tidak
dapat menghindarkan diri dari pengruhnya dan tidak dapat pula manusia
mengendalikannya (Sandy, 1996).
Ada empat sifat dasar
iklim di yang ditentukan oleh faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni :
1.
Indonesia
mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan tinggi), karena letaknya di
sekitar garis katulistiwa.
2.
kondisi Indonesia
yang berupa kepulauan, yang tentu saja diselingi laut dan selat yang menyelingi
pulau-pulau tersebut menyebabkan perbedaan suhu harian (amplitudo) antara
siang dan malam relative kecil, mengakibatkan pula kelembaban udara selalu
tinggi, bahkan di daerah-daerah yang dianggap kering seperti di Nusa Tenggara
Timur sekalipun kelembaban udara masih sekitar 70-80 %. Dengan demikian,
angin yang berhembus di Indonesia terasa nyaman, tidak kering dan panas
sebagaimana di Negara-negara yang jauh dari laut atau negara-negara arid. Kedaan
udara Indonesia yang selalu lembab/basah inilah maka iklim Indonesia disebut
iklim tropic basah.
3.
Letak kepulauan
Indonesia yang berada diantara posisi silang Benua Asia dan Australia, dengan
musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya angin musim di atasnya, serta
membawa pergiliran musim hujan dan musim kemarau di kepulauan Indonesia. Di
Indonesia hanya terdapat dua musim, karena letak Indonesia yang berada diantara
garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu matahari (disebut peredaran
semu karena sesungguhnya bukan posisi mataharinya yang berubah, tetapi posisi
buminya yang berubah terhadap matahari ketika bumi sedang berrevolusi
mengitari matahari), dimana posisi matahari ini mempengaruhi sistem tekanan
udara dan penguapan air laut yang merupakan bagian dari siklus hidrologi
(hujan).
4.
Indonesia
bebas dari angin siklon dan anti siklon, karena angin siklon terjadi di
daerah lintang ≥100 LU/LS.
Iklim Matahari
Pembagian iklim yang didasarkan pada garis lintang dan atas kedudukan letak semu matahari terhadap permukaan bumi, dan temperatur.
Iklim ini dibagi menjadi 3, yakni : iklim tropis, iklim sedang, dan iklim
kutub.
1).Iklim tropic terletak
diantara 23,50 LU/LS, dengan temperature bulan terdingin lebih besar dari 180
C.
2 Iklim sedang terletak diantara 23,50 LU/LS – 66,50 LU/LS,
temperature bulan terdingin < 100 C.
3)Iklim Kutub, terletak di antara
66,50 C – 900 C.
Berdasarkan
klasifikasi iklim matahari ini Indonesia termasuk beriklim tropic,
karena wilayah Indonesia berada di bawah lintang 33,5 baik di utara maupun
di selatan.
Fisiografis
Wilayah Indonesia
Secara umum, Indonesia
sebagai Negara kepulauan (archipelagic state) fisigrafis
wilayah Indonesia yang terdiri dari 18.210 pulau memiliki kondisi
fisiografis yang sangat kompleks, dari bentuk fisiografis yang sederhana
sampai bentuk yang kompleks. Sebagian wilayah Indonesia berupa
laut, yakni luas wilayah laut 5 juta km2, luas daratan sekitar 1,9 juta km2
dan pantai tropical terpanjang di dunia, yakni 81.000 km2.
Pembagian wilayah
fisiografis Indonesia secara menyeluruh sulit dilakukan mengingat masing-masing
pulau memiliki kompleksitas penampakan sendiri-sendiri. Oleh karena
itu beberapa ahli geologi acapkali membahas kondisi fisiografis indoenesia
secara umum berdasarkan pulau-puau besar.
Kondisi
Geologis
Sejarah
geologis wilayah Indonesia dalam kajian geografi regional, pembahasan kondisi
regional dapat dilakukan dengan satuan wilayah secara sempit maupun luas
misalnya: Vulkanisme dan kegempaan, Potensi geologis, Pengaruh kondisi geologis
terhadap kehidupan penduduk
Kondisi
Geomorfologis
a. Pembagian wilayah
geomorfologis
b. Pengaruh kondisi
geomorfologis terhadap kehidupan penduduk
Kondisi
Hidrologis
a. Sungai
b. Air tanah
c. Danau, rawa,
d. Laut
e. Pengaruh kondisi hidrologis terhadap kehidupan
penduduk
Kondisi
Meteorologis dan Klimatologis
a. Curah hujan
b. Temperatur
c. Angin
d. Kelembaban
e. Pengaruh Kondisi
Meteorologis dan klimatologis terhadap kehidupan penduduk
Penduduk
Indonesia
Menurut para ahli
ilmu Geologi , kepulauan Indonesia yang merupakan gugusan yang terpanjang dan
terbesar di dunia. Terbukti bahwa Indonesia rupakan Negara kesatuan yang
masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari
pulau we sabang ( ujung sumatera utara) sampai merauke ( ujung papua) .
keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan bahwa
Indonesia terletak di Cross position ( posisi silang). Bukan saja suku bangsa
atau ras yang beraneka ragam di Indonesia tetapi juga keanekaragaman
kepercayaan (agama) dan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa –
bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah
lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya bahkan hal itu
sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah . seperti
persebaran manusia dengan cirri- cirri sebagai berikut:
1. Kelompok ras Austronesia-melanesoid ( papua melanezoid), ada yang
menyebar kearah barat dan ada yang menyebar kearah timur. Mereka yang menyebar
kearah timur menduduki wilayah Indonesia bagian timur : Papua, Pulau Aru da
Pulau Kai.
2. Kelompok
ras negroid , yang sekarang menjadi orang semang di semenanjung malaka , orang
mikopsi di kepulauan Andaman
3. Kelompok
ras Weddoid, antara lain sakai di Siak Riau, orang Kudu di Sumatera Selatan ,
Jambi, orang Tomuna di pulau muna , orang Enggano dipulau Enggano, dan
orang mentawai di kepulauan mentawai.
4. Kelompok
ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Ras Proto
Melayu ( Melayu Tua ) antara lain suku Batak, Toraja dan Dayak. Ras Deutro
Melayu ( melayu muda ) antara lain suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali
REGIONAL NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
Parameter
Negara Maju dan Negara Berkembang
Pengelompokkan
negara-negara di dunia atas dua kelompok yaitu negara maju dan negara
berkembang, didasarkan atas beberapa kriteria terdapat
tujuh parameter sebagai patokan umum di dalam mengelompokkan negaranegara
sebagai negara maju atau berkembang. Ketujuh indikator tersebut adalah:
1. Pendapatan Nasional Perkapita (Gross National
Product/GNP)
GNP sebagai patokan
yaitu dengan cara membagi antara jumlah keseluruhan pendapatan negara pertahun dengan jumlah seluruh penduduk negara
tersebut. Apabila hasil baginya lebih
dari 10.000 dolar Amerika Serikat (U.S $ 10.000), maka negara tersebut dapat
dikelompokkan sebagai negara maju.
Sedangkan apabila kurang dari 80 dolar Amerika Serikat (U.S $ 80), maka
dikelompokkan ke dalam negara sedang berkembang.
2.
Struktur mata pencaharian dari angkatan kerja.
Jika prosentase
angkata kerja pada sektor yang
memproduksi bahan makanan pokok lebih besar, maka negara tersebut dikelompokkan
sebagai negara sedang berkembang. Sedangkan apabila prosentase angkata kerja
pada sektor jasa lebih besar, maka
negara tersebut dikelompokkan sebagai negara maju.
3.
Produktifitas per-tenaga kerja.
Prouktivitas tenaga
perkerja ditentukan dengan cara keseluruhan produksi selama satu tahun dibagi
dengan jumlah seluruh angkatan kerja. Apabila produktivitas perangkatan kerja
tinggi maka tergolong negara maju, demikian sebaliknya.
4. Pengunaan
energi per-orang.
Jika tingkat penggunaan tenaga listrik
dan bentuk energi lainnya nya tinggi, maka tingkat perkembangan nasionalnya
tinggi (negara maju). Namun demikian, indikator ini tidak bersifat mutlak
karena bergantung pada kondisi iklim negara yang bersangkutan.
5. Fasilitas
transportasi dan komunikasi
Parameter ini
ditentukan dengan cara mengetahui indeks perkapita dari pengukuran jalan kereta
api, jalan raya, hubungan udara, telepon, radio, televisi, dan sebaginya. Jika
indeksnya makin tinggi, maka makin tinggi pula tingkat perkembangan nasional
negara tersebut.
6. Pengunaan
metal yang telah diolah.
Hal ini ditentukan oleh jumlah
bahan-bahan metal seperti : besi, baja, tembaga, alumunium dan logam lainnya
yang digunakan penduduk selama setahun tertentu. Semakin banyak jumlah yang
digunakan, maka semakin tinggi tingkat
perkembangan nasional negara tersebut.
7. Penduduk
melek huruf,
tingkat penggunaan kalori perorang, prosentase
pendapatan keluarga yang digunakan untuk membeli bahan makanan, ataupun jumlah
tabungan perkapita.
Adapula sumber lain
yang membedakan suatu negara tergolong ke dalam kelompok negara maju atau
negara berkembang berdasarkan aspek kependudukannya. Suatu negara dikelompokkan
ke dalam kelompok negara berkembang , jika negara tersebut memiliki ciri-ciri kependudukan sebagai berikut:
1. Tingkat
pertumbuhan penduduk tinggi
2. Tingkat pendapatan, pendidikan dan
pelayanan kesehatan yang rendah, ketimpangan pendapatan yang mencolok,
sehingga standar hidup pun rendah
3. Angka
ketergantungan penduduk tinggi
4. Angka
pengangguran baik nyata maupun terselubung tinggi
5. Tingkat
produktivitas rendah
6. Ketergantungan
pendapatan sangat bertumpu pada sektor pertanian dan ekspor bahan-bahan mentah.
7. Pengelolaan
informasi sangat terbatas dan pasar tidak sempurna
8. Aspek hubungan
internasionalnya sangat rapuh
Sedangkan ciri-ciri kependudukan negara
maju adalah sebagai berikut:
1. Tingkat
pertumbuhan penduduknya rendah
2. Persebaran
penduduk terkonsentrasi di daerah perkotaan
3. Tingkat kelahiran
dan kematian penduduknya rendah
4. Tingkat buta
huruf rendah
5. Tingkat harapan
hidupnya tinggi
6. Pendapatan
perkapitanya tinggi
7. Penduduk wanita
berstatus kawin di atas 19 tahun dan banyak menggunakan alat kontrasepsi.
Pada tahun 1997 Bank
Dunia (World Bank) membagi negara-negara di dunia berdasarkan tingkat
pendapatan (income perkapita) menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Negara-negara
berpendapatan rendah (low income) dengan GNP perkaitanya < U.S $785
2. Negara
berpendapatan menengah (middleincome) dengan GNP perkapitanya antara U.S $ 785
– 3.125
3. Negara
berpendapatan menengah tinmggi (upper middle income) dengan GNP perkapitanya
antara U.S $ 3.125 – 9.655
4. Negara
berpendapatan tinggi (high income) GNP perkapitanya > U.S $ 9.656
Berdasarkan
pengelompokkan di atas, tercatat sebanyak 26 negara masuk kedalam kelompok
negara berpendapatan tinggi (high income), dan dari jumlah 26 negara tersebut,
24 negara berasal dari negara maju, dan 2 negara lainnya berasal dari negara
berkembang di Asia Barat Daya yaitu Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Berdasarkan tingkat
pendapatan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), mengelompokkan negara-negara
berkembang menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Negara paling
miskin/ terbelakang (least developed) berjumlah 44 negara
2. Negara sedang berkembang (developing nation) berjumlah 88 negara
3. Negara kaya
(pengekspor minyak) berjumlah 13 negara
Negara-negara
Maju
Ø Amerika
Serikat dan Kanada
Letak
Kanada
•
Astronomis : 49°LU – 85°LU dan 55°BB – 140°BB
•
Georafis : Berada di benua Amerika utara
Letak AS
•
Astronomis : 25°LU
– 49°LU dan 66°BB – 125°BB
•
Georafis : Berada
di benua Amerika utara
Penduduk
ü Jumlah
penduduk AS terbanyak ke-3 di dunia
ü Kepadatan
penduduk AS 78 orang/mil², Kanada 8 orang/mil²
ü Kebanyakan
tinggal di perkotaan
ü Etnik
penduduk : Kulit putih,Kulit hitam,Orang indian,Orang eskimo,Orang asia,campuran
Perekonomian
Pertanian : Tekhnologi Canggih,Pasar yang luas
Hasil : gandum,jagung kapas,tembakau,kedelai dll
Peternakan : daging susu dan telur.
Industri : Peralatan listrik,alat transportasi
dan komunikasi, satelit, roket, pesawat luar angkasa dan lain-lain
Ø
Inggris (United Kingdom)
Letak dan luas
·
Astronomis : 50°LU – 60L°LU dan
8°BB – 2°BT
·
Luas : ± 244.820 km²
Keadaan fisik : Kepulauan,Dataran tinggi dan dataran rendah
Penduduk : Ras Kaukasoid
Perekonomian
Pertanian,peternakan,dan perikanan
Pertambangan,industri dan pariwisata
Ø
Jerman
Letak dan Luas
·
Astronomis : 47°LU – 55°LU dan 6°BB – 15°BT
·
Luas : ± 356.910 km²
Keadaan fisik : Dataran rendah,Pegunungan
Iklim : kontinen basah dengan curah hujan rendah
Penduduk : Pertumbuhan penduduk 0,1%
Kepadatan 230 jiwa per km²
Ras
kaukasoid
Iptek
yang maju
Perekonomian
Pertambangan dan industri : minyak bumi,batu
bara,mineral logam,industri mesin transportasi,telekomunikasi ,tekstil ,dll
Pertanian dan peternakan
Negara –
Negara Berkembang
Ø
Cina
Letak dan luas
·
Astronomis : 18°LU – 54°LS dan 73°BT – 135°BB
·
Luas : ±9.596.961 km²
Keadaan fisik : Lembah-lembah dan sungai
besar,Plato dan pegunungan tibet,basin,dan gurun,Stepa
Penduduk :Terbesar di dunia,Mata pencaharian :
petani,Kepadatan 1000 jiwa/km²,Etnik Han
Perekonomian : Pertanian,pertambangan
industri,dan perdagangan
Ø
Brazil
Letak dan luas
·
Astronomis : 5°16’LU – 33°45’LS
dan 46°45’BB – 74°03’BB
Kondisi alam : Hutan tropis,Dataran tinggi,Dataran
rendah,Iklim tropis,sedang,hutan hujan tropis
Penduduk :Pertumbuhan 1,3%
Etnis ; kulit putih,kulit hitam/negro,
indian,campuran
Perekonomian : Pertanian,Pertambangan,industri
Ø
Nigeria
Letak dan luas :
·
Astronomis : 5°LU - 14°LS dan
4°BT – 16°BT
·
Luas : ± 924.630 KM²
Keadaan alam
: Garis pantai 800 km,Belantara
tropi, Wilayah ledok sungai Nigeria,Dataran tinggi,Beriklim Tropis
Penduduk : Pertumbuhan 2,8 %,Kepadatan
121 jiwa/km²
Etnis : berkulit hitam
Perekonomian : Pertanian kehutanan,dan perikanan, Pertambangan dan industri
PRANATA SOSIAL
Pengertian Pranata Sosial
Pengertian pranata
sosial secara prinsipil tidak jauh berbeda dengan apa yang sering dikenal
dengan lembaga sosial, organisasi sosial maupun lembaga kemasyarakatan, karena
di dalam masing-masing istilah tersebut terisrat adanya unsur-unsur yang
mengatur setiap perilaku warga masyarakat. Jadi, pengertian pranata sosial
adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan
masyarakat untuk memnuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia. Dengan
kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir dan
mengejewantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.
Tujuan
Pranata Sosial
Tujuan Pranata Sosial menurut
Koentjaraningrat
-Memenuhi kebutuhan sosial dan
kekerabatan (kinship atau domestic instituions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk
mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun dan mendistribusikan harta benda
(economic institutions)
-Memenuhi kebutuhan pengetahuan dan
pendidikan manusia (educational institutions)
-Memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific
institutions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk
menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational
institutions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk
berhubungan dengan Tuhan (religius institutions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk
mengatur kebutuhan berkelompok atau bernegara (political institutions)
-Mengurus kebutuhan jasmani manusia (somatic
institutions)
Fungsi Pranata
Sosial
Menjaga keutuhan
masyarakat dari ancaman perpecahan atau disntegrasi masyarakat. Hal ini
mengingat bahwa sumber pemenuhan kebutuhan hidup yang dapat dikatakan tidak
seimbang dengan jumlah manusia yang semakin bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya,
sehingga dimungkinkan pertentangan yang bersumber perebutan maupun
ketidakadilan dalam usaha memenuhi kebutuhannya akan ancaman kesatuan dari
warga masyarakat. Oleh karena itu, norma-norma sosial yang terdapat di dalam
pranata sosial akan berfungsi untuk mengatur pemenuhan kebutuhan hidup dari
setiap warganya secara adil atau memadai, sehingga dapat terwujudnya kesatuan
yang tertib.
Memberikan pedoman
pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku / bersikap untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian pranata sosial telah siap dengan berbagai
aturan atau kaidah-kaidah sosial yang dapat dan harus dipergunakan oleh setiap
anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Memberi pegangan pada
masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial (social control).
Sanksi-sanksi atau pelanggaran norma-norma sosial merupakan sarana agar setiap
warga masyarakat tetap konform dengan norma-norma sosial itu, sehingga tertib
sosial dapat terwujud. Dengan demikian sanksi yang melekat pada setiap norma
sosial itu merupakan pegangan dari warga untuk meluruskan maupun memaksa warga
masyarakat agar tidak menyimpang dari norma sosial, karena pranata sosial aka
tetap tegar di tengah kehidupan masyarakat.
Karakteristik
/ Ciri-ciri
ü Memiliki tingkat kekekalan tertentu, artinya suatu
pranata akan berakhir ketika manusia tidak lagi membutuhkannya.
ü Merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran
dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial.
ü Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai mencapai
tujuan.
ü Pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun
tidak tertulis (peraturan/hukum).
ü Memiliki satu atau beberapa tujuan.
ü Memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
Jenis-jenis
Pranata Sosial
1. Berdasarkan Pengembangannya
Cresive institutions (pranata yang utama) adalah institusi yang
paling primer dan tumbuh dari adat istiadat. Contoh: perkawinan, agama dan hak
milik.
Enacted institutions (pranata yang dibuat) adalah institusi yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Contoh: pendidikan, perdagangan
dan utang piutang.
2. Berdasarkan Sistem Nilai yang
diterima Masyarakat
Basic institutions adalah pranata sosial yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga,
sekolah dan negara.
Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Contoh:
rekreasi.
3. Berdasarkan sudut Penerimaan
Masyarakat
Approved institutions adalah pranata sosial yang diterima masyarakat.
Contoh: perusahaan, industri, dll.
Unsactioned institutions adalah pranata sosial yang ditolak masyarakat. Contoh:
pemeras, penjahat, preman, dll.
4. Berdasarkan Faktor Penyebarannya
General isntitutions adalah pranata sosial yang dikenal secara umum oleh
masyarakat di dunia. Contoh: agama.
Restucted institutons adalah pranata yang dikenal oleh kelompok
masyarakat tertentu saja. Contoh: Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu,
Konghucu dan sebagainya.
5. Berdasarkan Fungsinya
Cooperative institutions adalah pranata sosial yang dihimpun pola serta
tata cara yang diperlukan untuk menacapai tujuan pranata. Contoh: pranata
industrialisasi.
Regulative institutions adalah pranata sosial yang bertujuan mengawasi
adat istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari pranata itu sendiri.
Contoh: pranata hukum (kejaksaan, pengadilan, dll).
Kategori
Pranata Sosial
Norma hukum
diciptakan oleh pranata sosial, dan pranata sosial dapat diterapkan jika ada
lembaga sosial, seperti bagan berikut ini:
Pranata Keluarga.
Pranata keluarga merupakan sistem norma
dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas penting.
Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan
lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada. Bila semua anggota
sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal maka kehidupan
masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.
Pranata Agama.
Agama merupakan sesuatu yang mengatur
kehidupan manusia dengan manusia maupun dengan penciptanya. Agama merupakan
salah satu pranata yang sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia.
Berdasarkan fungsi untuk memenuhi keperluan hidup dari warga masyarakat dikenal
istilah religious institutions, yang berfungsi untuk memenuhi
keperluan manusia sehubungan dengan kegiatan berbakti kepada Tuhan sebagai
perwujudan dari hak azasi manusia.
Pranata Pendidikan.
Pendidikan ialah proses membimbing manusia
dari kegelapan, kebodohan menuju kecerahan dan kecerdasan pengetahuan atau dari
tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan merupakan proses yang terjadi karena
interaksi berbagai faktor yang menghasilkan penyadaran diri dan penyadaran
lingkungan, sehingga menampilkan rasa percaya akan lingkungan.
Pranata Ekonomi.
Pranata ekonomi adalah sistem norma atau
kaidah yang mengatur tingkah laku individu dalam masyarakat guna memenuhi
kebutuhan barang dan jasa. Fungsi pranata ekonomi adalah:
a) mengatur konsumsi barang dan jasa;
b) mengatur distribusi barang dan jasa;
dan
c) mengatur produksi barang dan jasa.
Pranata Politik.
Pranata politik adalah
peraturan untuk memelihara tata tertib, untuk mendamaikan
pertentangan-pertentangan, dan untuk memilih pemimpin yang berwibawa. Pranata
politik merupakan perangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada
pelaksanaan politik akan meliputi eksekutif, yudikatif, legislatif, militer dan
partai politik.
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau
antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama,
persaingan ataupun pertikaian.
1. Interaksi antara individu dengan
individu adalah
individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu
lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan
reaksi, tanggapan atau respon.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3. Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
Ciri-ciri Interaksi
Sosial
Sistem sosial dalam masyarakat
akan membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku/tetap, apabila
interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan
diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam
bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial
adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya
kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang
berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih
dari satu orang.
2. Interaksi sosial selalu menyangkut
komunikasi diantara dua pihak
yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).
3. Interaksi sosial merupakan suatu
usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu,
terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi sosial menekankan
juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan
pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam interaksi Sosial
Menurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
Menurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward
communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat
bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward communication)
adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah
organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal (horizontal
communication) adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam
organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal
communication) adalah komunikasi yang bersifat melintasi fungsi dan tingkatan
dalam organisasi.
Faktor-faktor Pendorong Interaksi
Sosial
Faktor Internal
1. Dorongan untuk
meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan
nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat
kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan
secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan
keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
3. Dorongan untuk mempertahankan
hidup
Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
4. Dorongan untuk berkomunikasi
dengan sesama
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
Faktor Eksternal
1.Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
2.Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
3.Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
4.Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
5.Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
6.Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
Syarat Terjadinya Interaksi SosialAdalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
Syarat
terjadinya interaksi sosial yang pokok ada 3 yaitu
1. Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya
interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak
saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus selalu berkomunikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial yaitu :
Ø Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Ø
Menurut
proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
Kontak primer dan kontak sekunder.
Ø Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
Kontak positif dan kontak negatif.
2. Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan
penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi
pada saat kontak sosial berlangsung.
3. Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi
individu yang mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan
tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka
tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
2. Tindakan rasional berorientasi
nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
3. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
4. Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku
Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial
Dalam proses interaksi sosial
menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan disosiatif
1. Proses/interaksi Sosial Asosiatif
Adalah proses sosial yang membawa
ke arah persatuan dan kerja sama. Proses ini disebut juga sebagai proses yang
positif. Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif adalah :
Ø Akulturasi
(acculturation)Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan
asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
sendiri.
Ø Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
Ø Kerja sama (cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
·
Kerjasama
spontan : kerjasama yang timbul secara spontan.
·
Kerjasama
langsung : kerjasama yang terjadi karena adanya perintah dari atasan.
·
Kerjasama
kontrak : kerjasama yang terjadi atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui
bersama untuk jangka waktu tertentu.
·
Kerjasama
tradisional : kerjasama yang terbentuk karena adanya sistem tradisi yang
kondusif.
Ø Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan
2. Proses/interaksi sosial disosiatif
Merupakan interaksi sosial yang
membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif
yaitu :
Ø Konflik Sosial/pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Ø Persaingan (competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
Ø
Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak
Interaksi berdasarkan hubungan
1. Hubungan antar status.
Adalah
hubungan antara dua pihak dalam masyarakat yang berada dalam satu lingkungan
organisasi yang bersifat formal sehingga masing-masing pihak didalam melakukan
interaksinya didasarkan pada statusnya masing-masing.
Ciri-ciri hubungan antarstatus
- Masing-masing pihak berpijak pada statusnya.
- Bentuk hubungan tersebut didasarkan pada aturan yang berlaku.
- Toleransi bersifat terbatas.
- Bentuk-bentuk hubungan lebih bersifat formal.
- Ada sanksi yang diberlakukan terhadap interaksi yang menyimpang dari ketentuan yang ada.
- Masing-masing pihak berpijak pada statusnya.
- Bentuk hubungan tersebut didasarkan pada aturan yang berlaku.
- Toleransi bersifat terbatas.
- Bentuk-bentuk hubungan lebih bersifat formal.
- Ada sanksi yang diberlakukan terhadap interaksi yang menyimpang dari ketentuan yang ada.
2. Hubungan antar kepentingan
Adalah
hubungan antarpihak didalam masyarakat yang berorientasi pada terpenuhnya
kepentingan dari masing-masing pihak.
Ciri-ciri hubungan
antar kepentingan
- Masing-masing pihak berpijak pada kepentingan masing-masing.
- Bentuk hubungan cenderung bersifat formal.
- Didasarkan pada norma-norma tertentu yang telah disepakati.
- Solidaritas relatif lebih tinggi.
- Masing-masing pihak mempunyai interest dan kepentingan yang sama.
- Masing-masing pihak berpijak pada kepentingan masing-masing.
- Bentuk hubungan cenderung bersifat formal.
- Didasarkan pada norma-norma tertentu yang telah disepakati.
- Solidaritas relatif lebih tinggi.
- Masing-masing pihak mempunyai interest dan kepentingan yang sama.
3. Hubungan kekeluargaan
Adalah hubungan yang terjadi antar pihak dimana
masing-masing masih mempunyai hubungan darah.
Ciri-ciri hubungan kekeluargaan
- Masing-masing pihak masih ada hubungan darah/kekerabatan.
- Hubungan bersifat non formal.
- Solidaritas sangat tinggi.
- Setiap interaksi tidak didasarkan pada peraturan yang berlaku.
- Masing-masing pihak saling memanjakan.
- Masing-masing pihak masih ada hubungan darah/kekerabatan.
- Hubungan bersifat non formal.
- Solidaritas sangat tinggi.
- Setiap interaksi tidak didasarkan pada peraturan yang berlaku.
- Masing-masing pihak saling memanjakan.
4. Hubungan persahabatan
Adalah hubungan antara dua pihak/elbih pihak dimana
masing-masing sangat mendambakan komunikasi yang saling menguntungkan untuk
menjalin suatu hubungan yang sedemikian dekat/keakraban.
Ciri-ciri hubungan persahabatan
- Solidaritas sosial tinggi.
- Bentuk hubungan dapat bersifat formal/non formal.
- Masing-masing pihak saling mengupayakan agar hubungan tetap harmonis.
- Solidaritas sosial tinggi.
- Bentuk hubungan dapat bersifat formal/non formal.
- Masing-masing pihak saling mengupayakan agar hubungan tetap harmonis.
PERUBAHAN SOSIAL
Definisi perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat
dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada
masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan
sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan
sosial walaupun keadaannya relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur,
fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi
antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
Perubahan sosial terbagi atas dua wujud
sebagai berikut :
1) Perubahan dalam
arti kemajuan (progress) atau menguntungkan.
2) Perubahan dalam
arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang
menguntungkan bagi masyarakat.
Jika perubahan sosial
dapat bergerak ke arah suatu kemajuan, masyarakat akan berkembang. Sebaliknya,
perubahan sosial juga dapat menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami
kemunduran.
Adanya pengenalan
teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan ide baru, dan munculnya
nilai -nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun menggantikan nilai – nilai
sosial yang lama merupakan beberapa contoh perubahan sosial dalam aspek
kehidupan. Dengan kata lain, perubahan sosial merupakan suatu perubahan menuju
keadaan baru yang berbeda dari keadaan sebelumnya.
Ada dua faktor yang
dapat menyebabkan terjadi perubahan sosial, yaitu faktor yang berasal dari
dalam masyarakat dan juga faktor yang berasal dari luar masyarakat. Faktor yang
bersumber dari masyarakat itu sendiri meliputi : bertambah atau berkurangnya
penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan-pertentangan dalam masyarakat,
dan terjadinya pemberontakan atau resolusi di dalam tubuh masyarakat itu
sendiri. Sedangkan, faktor yang berasal dari luar masyarakat meliputi :
sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia,
peperangan dengan negara lain, dan pengaruh kebudayaan lain.
Selain adanya faktor
yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, adapula faktor yang mendorong dan
juga menghambat perubahan sosial. Faktor yang mendorong terjadinya perubahan
yaitu : kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang lebih maju, sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju, toleransi,
sistem lapisan masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke muka, dan
juga nilai meningkatkan taraf hidup.
Faktor yang
menghambat terjadinya perubahan soaial adalah : kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat
yang tradisionalistis, adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam
dengan kuat, rasa takut akan terjadinya kegoyahan kebudayaan, prasangka
terhadap hal-hal yang baru, hambatan ideologis, kebiasaan dan nilai pasrah.
Pendapat para Ahli Tentang Perubahan Sosial
Para sosiolog dan
antropolog mempunyai pendapat yang berbeda mengenai perubahan sosial. Berikut
ini adalah para ahli beserta pendapat mereka mengenai perubahan
sosial :
1. William
F. Ogburn (1964), mengemukakan
bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material
dan immaterial, yang ditekankan pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial.
2. Kingsley
Davis (1960), mengartikan
perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat
kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dan
majikan yang selanjutnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi
ekonomi dan politik.
3. Mac
Iver (1937: 272), mengartikan
bahwa perubahan sosialsebagai perubahan dalam hubungan sosial (perubahan
yangdikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki) atausebagai perubahan
terhadap keseimbangan (equilibrium)hubungan sosial.
4. Gillin dan Gillin (1957: 279), mengartikan
perubahan sosialadalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima,
baikkarena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaanmaterial, komposisi
penduduk, dan ideologi maupun karenaadanya difusi ataupun penemuan-penemuan
baru dalammasyarakat
5. Selo
Soemardjan (1962: 379),
merumuskan perubahan sosial sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
6. Samuel
Koenig (1957: 279), mengatakan bahwa
perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi dapat disebabkan oleh faktor
intern dan ekstern.
7. Sugihen (1982), mengkaitkan perubahan sosial dengan beberapa
kata lain yang merujuk pada proses sosial yang sama, seperti : industrialisasi,
modernisasi, dan pembangunan.
8. Merton (1957;1964), mengatakan bahwa perubahan
sosial merupakan fungsi manifestasi dari suatu rekayasa sosial lewat upaya
pembangunan yang dilambangkan atau diwujudkan dalam kegiatan industralisasi menuju
suatu masyarakat modern.
9. Rogers, et.
al. (1988), memahami
bahwa perubahan sosial adalah suatu proses yang melahirkan perubahan-perubahan
di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan. Ada 3 tahapan
utama dalam proses perubahan sosial yang terjadi. Pertama, berawal dari
diciptakannya atau lahirnya sesuatu yang berkembang menjadi suatu gagasan. Bila
gagasan tersebut sudah menggelinding seperti roda yang berputar pada sumbunya,
dan sudah tersebar di kalangan masyarakat maka perubahan tersebut sudah
memasuki tahap kedua. Tahapan yang ketiga yaitu disebut dengan hasil, yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu sistem sosial yang bersangkutan
sebagai akibat dari diterimanya, atau ditolaknya suatu inovasi.
10. Larson
dan Rogers (1964), mengemukakan
pengertian tentang perubahan sosial yang dikaitan dengan adopsi teknologi yaitu
perubahan sosial merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam suatu
bentangan waktu tertentu. Pemakaian teknologitertentu oleh suatu warga masyarakat
akan membawa suatu perubahan sosial yang dapat diobservasi lewat perilaku
anggota masyarakat yang bersangkutan.
11. Ferdinand
Toennies (1855-1936),
menggambarkan proses perubahan sosial sebagai perkembangan dari Gemeinschaft menjadi Gesellschaft.
Gemeinschaft (paguyuban) adalah kelompok orang yang relasi-relasi
interaksionalnya bersifat langsung, dalam, dan terarah kepada diri orang lain
dalam keseluruhannya. Sedangkan Gesellschaft (patembayan) adalah
kelompok-kelompok di mana interaksional bersifat tidak langsung, dangkal, hanya
menyentuh kulit atau permukaan hidup saja, dan terarah pada sebagaian saja dari
orang lain, yaitu kedudukan, wewenang, atau kemampuannya.
12. Atkinson (1987) dan Brooten (1978),
menyatakan definisi perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat
sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses
yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat
tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang
kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus
perubahan akan dapat berguna.
13. Etzioni (1973) mengungkapkan bahwa, perkembangan masyarakat
seringkali dianalogikan seperti halnya proses evolusi, suatu proses perubahan
yang berlangsung sangat lambat. Pemikiran ini sangat dipengaruhi oleh
hasil-hasil penemuan ilmu biologi, yang memang telah berkembang dengan
pesatnya.
14. Spencer mengungkapkan bahwa suatu organisme akan
bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antar
organ-organnya. Kesempurnaan organisme dicirikan oleh kompleksitas,
differensiasi dan integrasi. Perkembangan masyarakat pada dasarnya berarti
pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari
keadaan homogen menjadi heterogen. Spencer berusaha meyakinkan bahwa masyarakat
tanpa diferensiasi pada tahap pra industri secara intern justru tidak stabil
yang disebabkan oleh pertentangan di antara mereka sendiri. Pada masyarakat
industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan terjadi suatu stabilitas
menuju kehidupan yang damai. Masyarakat industri ditandai dengan meningkatnya
perlindungan atas hak individu, berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya
peperangan antar negara, terhapusnya batas-batas negara dan terwujudnya
masyarakat global.
15. Comte mempunyai pemikiran yang sangat dipengaruhi oleh
pemikiran ilmu alam. Pemikiran Comte yang dikenal dengan aliran positivisme,
memandang bahwa masyarakat harus menjalani berbagai tahap evolusi yang pada
masing-masing tahap tersebut dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu.
Selanjutnya Comte menjelaskan bahwa setiap kemunculan tahap baru akan diawali
dengan pertentangan antara pemikiran tradisional dan pemikiran yang berdifat
progresif. Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi perkembangan mahkluk
hidup, Comte menyatakan bahwa dengan adanya pembagian kerja, masyarakat akan
menjadi semakin kompleks, terdeferiansi dan terspesialisasi.
Comte membagi
perubahan sosial dalam dua konsep yaitu social statics (bangunan
struktural) dan social dynamics (dinamika struktural).
Bangunan struktural merupakan struktur yang berlaku pada suatu masa tertentu.
Bahasan utamanya mengenai struktur sosial yang ada di masyarakat yang melandasi
dan menunjang kestabilan masyarakat. Sedangkan dinamika struktural merupakan
hal-hal yang berubah dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahan pada
bangunan struktural maupun dinamika struktural merupakan bagian yang saling terkait
dan tidak dapat dipisahkan.
16. Kornblum (1988), berusaha memberikan suatu pengertian tentang
perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur
kebudayaan baik yang material maupun immaterial. Penekannya adalah pada
pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.
17. Soekanto, (1990) mendefinisikan perubahan sosial adalah
segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan sosial terjadi
karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan
masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis
dan kebudayaan.
18. Moore (2000), perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang
meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan
tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Tipe-tipe Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat terjadi dalam
segala bidang yang wujudnya dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Beberapa
bentuk perubahan sosial menurut Soekanto, yaitu sebagai berikut :
1.
Perubahan Lambat
dan Perubahan Cepat.
Perubahan terjadi
secara lambat akan mengalami rentetan perubahan yang
saling berhubungan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Perkembangan perubahan ini termasuk dalam evolusi. Perubahan secara evolusi
dapat diamati berdasarkan batas waktu yang telah lampau sebagai patokan atau
tahap awal sampai masa sekarang yang sedang berjalan. Adapun
penentuan kapan perubahan tersebut terjadi, bergantung pada orang yang
bersangkutan.
Perubahan sosial yang
terjadi secara cepat mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat, perubahan itu dinamakan revolusi. Contohnya, Revolusi Industri di
Eropa. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan besar-besaran dalam proses
produksi barang-barang industri. Contoh lain Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang mengubah tatanan kenegaraan dan sistem pemerintahan NKRI.
2.
Perubahan yang
Pengaruhnya Kecil dan Perubahan yang Pengaruhnya Besar
Perubahan yang
pengaruhnya kecil adalah perubahan yang memengaruhi
unsur-unsur kehidupan masyarakat. Akan tetapi, perubahan
ini dianggap tidak memiliki arti yang penting dalam struktur sosial. Contohnya, perubahan mode pakaian yang tidak melanggar nilai sosial. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah
perubahan yang dapat memengaruhi lembaga-lembaga yang ada pada masyarakat.
Misalnya, perubahan sistem pemerintahan yang memengaruhi tatanan kenegaraan
suatu bangsa.
3.
Perubahan yang
Dikehendaki dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki (intended-change) atau
disebut juga perubahan yang direncanakan (planned change) merupakan
perubahan yang memang telah direncanakan sebelumnya terutama oleh pihak yang
memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijaksanaan. Misalnya, penerapan program
Keluarga Berencana(KB) untuk membentuk keluarga kecil yang sejahtera dan
menurunkan angka pertumbuhan penduduk. Perubahan yang
tidak dikehendaki (unintended-change)atau disebut juga perubahan
yang tidak direncanakan (unplanned change) umumnya beriringan dengan perubahan yang
dikehendaki. Misalnya adanya pembuatan jalan baru yang melalui suatu desa maka
sumber alam desa akan mudah dipasarkan ke kota. Dengan demikian, tingkat
kesejahteraan penduduk desa akan meningkat. Meskipun begitu lancarnya hubungan
desa dengan kota menyebabkan mudahnya penduduk desa melakukan urbanisasi dan
masuknya budaya kota terutama yang bersifat negatif, seperti mode yang
dipaksakan, minuman keras, VCD porno, dan keinginan penduduk desa untuk
memiliki barang-barang mewah.
Perubahan Sosial Yang Terjadi di Lingkungan Masyarakat
Sekarang ini banyak
sekali perilaku yang menunjukkan perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat. Di lingkungan tempat tinggal saya pun terjadi berbagai macam
perubahan sosial, seperti :
1. Perubahan Jumlah Penduduk
Dahulu, sepasang suami istri memiliki
anak yang lebih dari dua, misalnya lima, atau enam bahkan lebih. Dengan adanya
program Kelurga Berencana (KB), saat ini sepasang suami istri hanya mempunyai 2
orang anak. Selain dipengaruhi oleh kelahiran perubahan jumlah penduduk di
lingkungan saya juga disebabkan oleh adanya kematian dan juga perpindahan
penduduk. Banyak masyarakat yang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan
tetapi juga sebaliknya banyak penduduk yang dari kota berpindah ke desa.
2. Perubahan Kualitas Penduduk
Masyarakat di taun-taun yang lampau
hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah saja,
namun sekarang masyarakat telah banyak yang menempuh pendidikan hingga
Perguruan Tinggi. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki semakin bertambah,
hal ini sebagai akaibat positif dengan terjadinya perubahan. Akan tetapi, selain memberikan dampak positif bagi kualitas
penduduk, perubahan sosial juga menimbulkan dampak negatif yang berupa
penurunan moral yang dimiliki oleh masyarakat. Penurunan moral ini sering
terjadi pada anak muda, hal ini dapat dilihat pada perilaku yang kurang
sopan dalam masyarakat. Misalnya ketika jalan/lewat di depan warga masyarakat
tanpa memberi salam, berbicara yang kurang sopan kepada orang lain. Selain itu,
banyak juga masyarakat yang tidak mentaati peraturan yang berlaku dalam
lingkungan masyarakat. Misalnya tentang peraturan lalu lintas.
3. Perubahan Sistem Pemerintahan
Perubahan sisitem
pemerintahan yang terjadi dalam negara, juga mempunyai pengaruh bagi pemerintahan
suatu dusun. Misalnya dalam suatu pengambilan keputusan dalam suatu musyawarah.
Di lingkungan tempat tinggal saya pengambilan keputusan dilakukan melalui
demokrasi yaitu melalui musyawarah mufakat.
4. Perubahan Mata Pencaharian
Dahulu, Mata pencaharian penduduk di
lingkungan saya sebagaian besar adalah sebagai petani, namun dengan berjalannya
waktu dan berkembangnya pengetahuan yang mereka miliki, saat ini banyak yang
menjadi pegawai negeri, karyawan suatu perusahaan, dan juga ada yang pergi merantau
bekerja ditampat lain.
5. Perubahan Gaya Hidup
Seiring dengan perkembangan jaman, gaya
hidup masyarakat pun berubah. Saat ini gaya hidup konsumtif sudah menjangkit
sampai di lingkungan pedesaan. Warga masyarakat memiliki keinginan untuk
berbelanja yang tinggi. Contoh perilaku konsumtif masyarakat dapat dilihat
misalnya pada gaya berpakaian. Setiap hari selalu ada model pakain baru yang
ditawarkan baik di toko maupun di pasar. Warga masyarakat yang merasa mampu
tentunya tidak ingin ketinggalan. Selain itu, dengan adanya perubahan sosial,
masyarakat mempunyai pandangan bahwa produk dari luar negeri lebih baik dari
pada produk dari dalam negeri.
6. Perubahan karena Adanya Teknologi
Dahulu, para petani di lingkungan tempat
tinggal saya masih menggunakan bantuan tenaga hewan dalam mengerjakan/membajak
sawahnya dan juga dibantu oleh tetangga dalam menanam padi atau tanaman
lainnya. Namun saat ini, dengan berkembangnya teknologi, para petani telah
menggunakan traktor dalam membajak sawah dan juga sudah menggunakan mesin
perontok padi untuk mengolah hasil panenannya.
Selain teknologi dalam bidang pertanian,
teknologi yang berkaitan dengan komunikasi pun berkembang pesat. Dahulu,
apabila ingin berkomunikasi jarak jauh memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi,
alat komunikasi saat ini sudah canggih. Misalnya melalui telepon seluler yang
saat ini satu orang tidak hanya memiliki satu alat komunikasi tersebut. Bahkan,
sekarang anak usia remaja bahkan yang masih anak-anak sekalipun telah mengenal
apa itu facebook, email, twitter, dan lain sebagainya
7. Perubahan Budaya
Perubahan
budaya yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dapat dilihat pada
perilaku anak muda saat ini. Banyak yang meniru trend-trend atau
budaya masyarakat barat, misalnya cara berpakaian. Sekarang ini, jarang sekali
anak muda yang mau mengenakan pakaian adat Jawa (Jogja), begitupun dalam acara
pernikahan. Mereka bilang terlalu ribet.
Selain itu, contoh-contoh hasil
kebudayaan seperti, angklung, gamelan, kesenian ketoprak, lagu-lagu tradisional
tidak lagi diminati oleh masyarakat. Bahkan ada warga yang tidak mengetahui
kebudayaan daerah tempat tinggalnya sendiri. Sekarang ini, keberadaan
kesenian-kesenian tersebut telah tergantikan oleh adanya lagu-lagu pop, rock,
dan lain sebagainya.
KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
v Konflik
Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik
diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian
Konflik menurut Ahli :
Soerjono
Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
/atau kekerasan.
Gillin and
Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena
adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
· perbedaan antarindividu,
· perbedaan kebudayaan ,
· perbedaan kepentingan dan
· Perubahan sosial.
Perbedaan anta rindividu
Merupakan perbedaan
yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri,
kebanggan, dan identitas seseorang.
Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian
seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu
masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang
berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula.
Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat
mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik
dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan
masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny,
sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan
timbulah konflik diantara mereka.
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut
Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
·
Konflik realistis berasal dari kekecewaan
individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam
hubungan sosial.
·
Konflik nonrealistis adalah konflik yang
bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan),
melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi
kedalam dua bentuk konflik berbeda, yaitu :
·
Konflik In-group adalah konflik yang
terjadi dalam kelompok itu sendiri
·
Konflik Out-Group adlah konflik yang
terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Menurut
Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
·
Konflik atau pertentangan pribadi
·
Konflik atau pertentangan rasial
·
Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
·
Konflik atau pertentangan politik
·
Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional
Berdasarkan Sifatnya :
· Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul
karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang
ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau
menghancurkan sebuah hubungan.
·
Konflik konstruktif, merupakan konflik yang
bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari
kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan
konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.
Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik
· Konflik vertikal, konflik antar komponen
masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat hirarkis
· Konflik horisontal,konflik antara individu atau
kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.
·
Konflik diagonal, merupakan konflik yang
terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi
sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso
Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
· Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak,
contoh konflik antara Israel dengan Palestina
·
Konflik tertutup, konflik yang hanya
diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik
Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam
masyarakat:
· Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial
dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat
dengan negara.
2. Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau
agama
· Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena
perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
· Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik.
· Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan
budaya dari pihak yang berkonflik.
·
Konflik Ideologi, konflik akibat
perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh
konflik saat G30-S/PKI
Dari sudut
psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :
-
Konflik dengan orangtua
-
Konflik dengan anak-anak sendiri
-
Konflik dengan keluarga
-
Konflik dengan orang lain
-
Konflik dengan suami atau istri
-
Konflik disekolah
-
Konflik dalam pemilihan pekerjaan
-
Konflik agama
-
Konflik pribadi
Dampak Sebuah Konflik
Dampak
sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan
dari segi negatif.
Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
-
Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang
belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.
-
Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali
norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok
bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
-
Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
-
Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan
antarindividu dan kelompok.
-
Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma
lama dan menciptakan norma baru.
-
Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
-
Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak
yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang
Segi negatif dari konflik :
-
Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
-
Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
-
Berubahnya kepribadian para individu.
-
Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang
kalah.
Konflik Dan Kekerasan
Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau
kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan
kerusakan fisik atau barang orang lain.
Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang
berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan
masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.
Teori – teori tentang Kekerasan :
Menurut
Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
-
Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau
kelompok
-
Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan,
seperti kelainan genetik atau fisiologis
-
Teori Kekerasan Struktural : Kekerasan
bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem
sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau
kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktural
Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural, Konflik
merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang
diidentifikasikan, yaitu :
a. kekerasan terbuka (yang
dapat dilihat)
b. kekerasan tertutup
(kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c. kekerasan agresif
(kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d.
kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk
melindungi diri)
Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu
konsoliasi, mediasi dan arbitasi.
Konsoliasi
Dilakukan
melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan
keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.
Mediasi
Dilakukan
apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.
Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa
menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan
tertentu untuk menyelesaikan konflik.
Ajudication
Cara
penyelesaian konflik melalui pengadilan
v INTEGRASI SOSIAL
Pengertian Integrasi Sosial
Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi
sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat
meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.
Pengertian integrasi sosial
menurut ahli :
Menurut Baton : integrasi sebagai suatu
pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut
Syarat terjadinya Integrasi
Menurut
William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial
adalah :
-
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling
mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
-
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus)
bersama mengenai nilai dan norma
-
Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan
dijalankan secara konsisten
Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses
integrasi
·
Homogenitas kelompok, pada
masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai ,
demikian sebaliknya.
· Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok
mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara
anggota.
·
Mobilitas geografis, semakin sering anggota
suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
·
Efektifitas komunikasi, semakin efektif
komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk integrasi sosial
· Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat
adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia
dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
· Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai
akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
·
Integrasi Koersif, integrasi yang
terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa
menggunakan cara koersif.
Proses Integrasi
·
Asimilasi : berhadapannya dua
kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan
baru dengan meninggalkan sifat asli.
·
Akulturasi : proses sosial yang
terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada
kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan
diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.
Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial
· Adanya tolerasnsi
terhadap kebudayaan yang berbeda
· Kesempatan yang seimbang
dalam bidang ekonomi
· Mengembangkan sikap
saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
· Adanya sikap yang terbuka
dengan golongan yang berkuasa
· Adanya persamaan dalam
unsur unsur kebudayaan.
· Adanya perkawinan campur
(amalgamasi)
· Adanya musuh bersama dari
luar.
KESIMPULAN
Melalui
pembelajaran Tempat Ruang dan Sistem
Sosial telah
memberi dasar kemampuan, pengertian, dan
pemahaman tentang Ilmu Pengetahuan Sosial terutama mengenai ruang tempat dan
sistem sosial. Yang didalamnya memberikan pengetahuan
dan pemahaman secara komprehensif dan integratif tentang konsep-konsep dasar kehidupan
manusia berkenaan dengan ruang lingkup hidup dan juga hubungan sosialnya.
Karena dengan memahami karakteristik setiap ruang, mengetahui pengaruh lokasi
suatu tempat terhadap perkembangan wilayah, memahami fenomena yang terjadi baik
fenomena alam maupun sosial, memahami potensi suatu wilayah sehingga
berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara, dan memahami serta berperan serta
dalam setiap proses sosial, terutama yang bersifat konstruktif bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Mantra,
I.B. 2000. Demografi Umum. Pustaka pelajar. Yogyakarta
Sumaatmadja,
N. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan
dan Analisa Keruangan.
Sukardi,
2009. Letak Indonesia.( online )
(http://mr-geo-mtsn.blogspot.com/2009/07/letak-indonesia.html. akses: 31 oktober
2012)
(http://jidaimnida.blogspot.com/
2011/11/peredaran-semu-tahunan-matahari.html. akses: 31
oktober 2012.)
Ratna
anggun,2010. Keadaan Alam Indonesia . (online)
Sandy,
I. Made. 1985. Geografi Regional Indonesia. Jakarta: Puri Marga